Krjogja.com - SLEMAN - Dosen UII yakni Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) dipastikan berada di Boston Amerika Serikat sejak dilaporkan menghilang dari perjalanan antara Norwegia dan Istanbul Turki 13 Februari 2023 lalu. Pesan email yang dikirimkan pihak kampus pun akhirnya mendapat jawaban dari sang dosen.
Rektor UII, Prof Fathul Wahid, melalui rilis tertulis, Jumat (24/02/2023) sore mengatakan upaya pelacakan keberadaan AMRP yang hilang kontak telah membuahkan hasil. AMRP diketahui telah membalas korespondensi email yang dikirimkan UII.
"UII telah mencermati alasan kondisi kesehatan AMRP yang menjadi penyebab pengalihan rute penerbangan ke Amerika Serikat dan disampaikan melalui penjelasan AMRP di dalam balasan email. Pesan yang diterima UII dari AMRP juga termasuk permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari AMRP kepada Rektor dan seluruh sivitas akademika UII atas kegaduhan yang muncul di publik terkait permasalahan ini," ungkap Fathul.
[crosslink_1]
UII menurut Fathul turut mendoakan semoga AMRP lekas mendapatkan kembali kesehatan yang prima. UII bahkan siap memberi pendampingan dan dukungan layanan kesehatan bagi AMRP, apabila diperlukan.
"UII sebagai organisasi publik yang mengedepankan nilai-nilai tata kelola yang baik memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlakuan yang adil dan setara kepada seluruh sivitas berdasar pada regulasi yang berlaku di UII. Tindakan AMRP mengalihkan perjalanan ke Amerika Serikat tanpa pemberitahuan kepada UII sejak 12 Februari 2023 patut diduga sebagai tindakan indisipliner karena telah meninggalkan tanggung jawab yang menyebabkan dampak terhadap tata laksana organisasi. Untuk melakukan verifikasi atas dugaan tersebut UII akan membentuk tim berdasarkan regulasi yang berlaku di UII," tegasnya.
UII menurut Fathul juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu penelusuran dan pengungkapan kasus ini, terutama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kemlu RI, KJRI New York, KBRI Oslo, KJRI di Istanbul, KBRI Ankara, KBRI Riyadh, PP Muhammadiyah, National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, dan semua pihak yang tidak mungkin kami sebut satu per satu. "UII berharap, rilis media ini dapat mengakhiri spekulasi yang berkembang di tengah publik," pungkasnya. (Fxh)