Ahli Geologi UGM Jelaskan Peristiwa Gempa Turki

Photo Author
- Selasa, 7 Februari 2023 | 18:04 WIB
Ilstrasi
Ilstrasi

YOGYA - Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda wilayah Turki dan Suriah, Selasa (06/02/2023) kemarin. Dilaporkan 3.800 orang meninggal dan belasan ribu warga yang terluka akibat kejadian gempa tersebut. 


 

Dari hasil laporan laporan Badan Survei Geologi Amerika (USGS) menyatakan bahwa pusat gempa di Turki berkekuatan 7,8 itu berada 23 kilometer timur Nurdagi, di Provinsi Gaziantep Turki, pada kedalaman 24,1 kilometer. Dosen Geologi UGM Dr. Wahyu Wilopo mengatakan magnitude gempa di Turki cukup besar dan tingkat kedalaman pusat gempa yang dangkal menyebabkan risiko tingkat kerusakan bangunan yang begitu besar.

 

"Kerusakan gempa bumi sangat dipengaruhi oleh kekuatan gempa, durasi gempa, jarak gempa (jarak horizontal dan kedalaman) dari lokasi, kondisi tanah dan batuan di lokasi termasuk ada tidaknya jalur patahan dan kekuatan bangunan yang ada,” ungkap Wahyu, Selasa (07/02/2023). 

 

Menurut Wilopo, episentrum gempa juga berada di daratan dan kejadian gempa yang besar terjadi bukan pada gempa pertama namun pada kejadian gempa selanjutnya. “Yang terjadi pada pukul 4.17 pagi dengan magnitude yang lebih rendah, kemudian terjadi gempa lagi pada pukul 4.28 dengan magnitude 6,7 dan pada pukul 13.24 siang terjadi gempa dengan magnitude paling besar 7,8,” sambungnya. 

 

Kejadian gempa yang berturut-turut dengan magnitude cukup besar ini menurut pengamatan dosen Fakultas Teknik tersebut justru akan lebih merusak dibandingkan dengan kejadian gempa yang hanya terjadi hanya sekali. “Masyarakat kita juga harus waspada terhadap gempa susulan, yang mungkin magnitudonya lebih besar dari gempa yang pertama seperti kasus yang terjadi di Turki ini atau di Lombok pada 2018,” ungkapnya lagi. 

 

Terkait banyaknya korban meninggal dunia yang tertimpa reruntuhan bangunan, Wahyu Wilopo menjelaskan bahwa secara umum bangunan di Turki sudah lebih baik secara kekuatan dibandingkan di Indonesia. Namun dengan kejadian gempa yang cukup besar berkali-kali akan menyebabkan terjadinya keruntuhan. 

 

"Sebagian besar tipikal bangunan di Turki dibangun bertingkat bukan satu lantai, sehingga lebih rentan runtuh dan menimbulkan banyak korban," lanjutnya lagi. 

 

Menurut Wahyu Wilopo, pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian gempa di Turki dan Suriah adalah bahwa masyarakat harus selalu waspada terhadap kejadian gempa bumi yang ada di Indonesia. Salah satu kewaspadaan yang harus dilakukan adalah dengan membangun bangunan yang tahan terhadap gempa. 

 

Selain itu, masyarakat juga harus memiliki rencana evakuasi mandiri bila terjadi gempa dengan mengenali tempat-tempat berlindung atau jalur evakuasi untuk menuju tempat aman. Selain itu upaya melakukan pemetaan sesar-sesar aktif sebagai pemicu terjadinya gempa bumi juga perlu dilakukan lebih detail untuk inventarisasi daerah berpotensi terjadi gempa bumi. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X