Arzeti Bilbina Minta Perempuan FPPI Sukseskan Gerakan Cegah Stunting

Photo Author
- Jumat, 14 Oktober 2022 | 15:46 WIB
Arzeti Bilbina saat berbagi bersama anggota FPPI seluruh Indonesia (Harminanto)
Arzeti Bilbina saat berbagi bersama anggota FPPI seluruh Indonesia (Harminanto)

SLEMAN - Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Yogyakarta 14-15 Oktober 2022 diikuti 200 peserta dari 21 provinsi seluruh Indonesia. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam Rakernas mulai diskusi, pameran, bazar hingga pembagian bantuan untuk buruh gendong.

 

Merlinda Irwanti, Ketua DPP FPPI, mengatakan berbagai rangkaian kegiatan dilakukan selama dua hari di Yogyakarta. Salah satu kegiatan yang menjadi headline yakni adanya sosialisasi stunting bersama BKKBN di Balai Shinta Mandala Bakti Wanitatama. 

 

“Hari ini kami membahas detail program dari BKKBN khususnya stunting. Hari ini penting bagi perempuan karena perempuan adalah ibu bangsa. Kami yakin program BKKBN tidak bisa jalan tanpa perempuan dan kami akan berusaha membantu dengan sekuat tenaga di seluruh daerah,” ungkapnya. 

 

Secara khusus FPPI menilai pencegahan stunting sangat penting dilakukan untuk menyambut generasi emas Indonesia 2045. FPPI tidak ingin bonus demografi Indonesia ke depan tidak maksimal karena kualitas generasi muda yang buruk. 

 

“Ibu-ibu ingin membantu BKKBN, karena Indonesia mau menyambut 100 tahun merdeka pada 2045 mendatang. Kalau anak kita stunting maka bonus demografi kita tidak maksimal. Ini yang tentu tidak kami inginkan,” tandasnya. 

 

Sementara  Arzeti Bilbina, Anggota Komisi 9 DPR RI, mengatakan bahwa ibu adalah tonggak garda terdepan untuk membantu mencegah stunting. Para ibu memegang peran penting dalam misi besar menyehatkan anak-anak Indonesia. 

 

“Adanya program ini di bawah tangan perempuan cerdas maka seluruh Indonesia saya yakin ketika semua menjadi kepanjangan tangan maka stunting akan zero,” tegas Arzeti. 

 

Stunting disebutkan Arzeti terjadi karena kurangnya asupan nutrisi. Hal tersebut bisa dicegah dengan berbagai hal termasuk mempersiapkan kelahiran sejak pernikahan. 

 

“Stunting bukan genetik tapi nutrisi. Reproduksi sehat anak perempuan kita, kalau anak ingin menikah silahkan kita fasilitasi dengan ikut menjaga reproduksi sehat mereka, kontrol kesehatan, cukupkan usia 21 tahun baru diijinkan menikah. Dulu persiapan menikah foto prewedding, kalau sekarang harus dilakukan persiapan kesehatan reproduksi perempuan. Ketika hamil, nutrisi harus diperhatikan. Ketika sudah melahirkan juga dipersiapkan ASI 6 bulan dan lingkungan sehat,” lanjut Arzeti. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X