Krjogja.com - YOGYA- Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, 'memaksa' semuanya beralih ke digital. Salah satu yang harus segera beradaptasi adalah sektor pendidikan. Mulai dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi.
Di bidang pendidikan terutama perguruan tinggi, teknologi informasi sudah menjadi tulang punggung. Karena belajar bisa dari mana saja, kapan saja, cara apapun dan dengan siapa saja. Di hampir semua PT di luar negeri sudah memanfaatkan TI secara optimal.
"Untuk itu PT harus bisa beradaptasi terhadap perubahan ini. Fenomena pendidikan tidak hanya sekedar dilaksanakan di kelas. Tapi pengembangan pengetahuan keilmuan bisa dilakukan secara global," ujar dosen Teknik Informatika UPN 'Veteran' Yogyakarta Dr Awang Hendrianto ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/9).
Artinya, kolaborasi pembelajaran konsep tradisional dengan menghadirkan siswa atau mahasiswa di kelas tetap harus didukung dengan layanan berbasis TI. Jadi ada perpaduan antara teknologi dan sistem tradisional.
Kalau konsep pembelajaran lama dosen yang memberikan ilmu. Kalau sekarang dosen sebagai fasilitator. Artinya selain faktor teknologi, sumber daya manusia juga tetap harus maksimal. Baik dosen maupun mahasiswa.
"Yang jadi pertanyaan, sudah cukup siapkan? Mahasiswa maupun dosen. Pandemi ini telah memaksa semuanya untuk melek teknologi. Perubahan berjalan sangat cepat dan semuanya harus beradaptasi dengan baik," ujarnya.
Pemanfaatan teknologi sekarang dan sistem yang sudah disiapkan PT harus bisa mengakomodir itu. Tetapi masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Artinya integrasi aplikasi yang menyediakan layanan pendidikan berbasis IT semestinya bisa mempermudah. Bukan mempersulit. Karena beberapa pihak menilai IT itu sebagai penghambat.
Awang yang juga calon rektor UPNVYK menilai, budaya Indonesia tetap harus dipertahankan meskipun IT berkembang pesat. Budaya ketemu. Kalau di lingkup pendidikan, ya pembelajaran tatap muka.
"Mahasiswa tetap harus datang langsung ke kampus untuk kuliah. Dapat dimaksimalkan sebagai sarana diskusi dari materi yang sudah disampaikan secara online. Belum bisa 100 persen online," ujar doktor dari Universiti Kebangsaan Malaysia tersebut.
Untuk itu dia memiliki harapan, kedepan pelayanan di UPNVYK dapat murni berbasis digital. Surat-surat yang masih menggunakan kertas dapat dikurangi. Meskipun diakuinya, untuk pengembangan ke sana masih terbentur di anggaran. "Tapi saya optimis UPN bisa murni berbagai digital. Karena lembaga yang bagus, pasti pemanfaatan teknologinya juga sudah maksimal," tegasnya. (Awh)