Karya Instalasi Keren Mejeng di Pakuwon Mall Yogyakarta

Photo Author
- Kamis, 22 September 2022 | 19:06 WIB
   Salah satu karya seni instalasi yang ada di JICAF #2 (Harminanto)
Salah satu karya seni instalasi yang ada di JICAF #2 (Harminanto)

Krjogja.com - SLEMAN - Jogja International Creative Arts Festival (JICAF) #2 mulai digelar di Pakuwon Mall Yogyakarta dan dibuka secara resmi, Kamis (22/9/2022) sore. Agenda JICAF #2 dilatarbelakangi keinginan untuk meningkatkan peran seni rupa sebagai salah satu bidang dalam ranah industri kreatif.


Pameran tersebut diinisiasi Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta dan Pakuwon Mall Yogyakarta untuk memberikan ruang kreasi pada seniman sekaligus menciptakan pasar baru (kolektor, buyer mancanegara, art lover muda, komunitas seni dari berbagai kalangan, dan masyarakat umum). Di sisi lain kegiatan yang menghadirkan 188 karya ini dibuat untuk meningkatkan pengetahuan tentang produk kreatif.


Dr Timbul Raharjo, Dekan FSR ISI Yogyakarta mengatakan karya-karya seni visual dihasilkan oleh para perupa Indonesia, Korea Selatan, Thailand, Madagaskar, dan Hungaria. Beberapa jenis karya-karyanya bermedium seni lukis, seni patung, sen instalasi, dan seni media baru. Karya-karya ini ditampilkan sebagai representasi para seniman visual untuk memperlihatkan sejauh mana para perupa saat ini telah mengembangkan ide, gagasan hingga penggunaan teknologi dalam berkarya.


“Karya-karya koleksi dari 4 departemen/ jurusan di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta (Jurusan Seni Murni, Jurusan Desain, Jurusan Kriya, serta Jurusan Tata Kelola Seni) juga ditampilkan. Adapun karya-karya 3 dimensional dan instalasi dihasilkan oleh para alumni dan perupa non-alumni, diantaranya ada nama-nama seperti Ichwan Noor, Yudi Sulistiyo, Dedy Sufriadi, Heru Susanto, Timbul Raharjo, Abdul Syukur, Ivan Bestari, Yoga Budi Wantoro hingga Rina Kurniyati,” ungkapnya di sela pembukaan.


Keberadaan pameran seni di mall menurut Timbul sangat penting dilakukan untuk menggali kreativitas dengan basis identitas dan karakter budaya lokal, dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi digital. Di sisi lain, pameran tersebut juga ingin menjadi media atau ruang yang lebih luas bagi karya-karya dan produk kreatif hasil pendidikan tinggi menjadi produk berkelas dunia.


“Ini mengapa kami menggunakan ruang publik seperti mal, maka peningkatan apresiasi seni dimungkinkan dapat berhasil dengan baik. Dalam pameran ini karya-karya yang disajikan merupakan hasil kerja para alumni ISI Yogyakarta, non-alumni dan perupa yang tergabung dalam asosiasi perupa dan kriyawan serta perusahaan-perusahaan di bidang industri kerajinan. Dua asosiasi yang dilibatkan antara lain Asosiasi Perupa Indonesia (APERI) dan Asosiasi Kriyawan Indonesia (ASKRINA). Dengan keterbatasan ruang yang ada, akhirnya terdata setidaknya ada 133 karya atau lebih, ditambah dengan 8 booth industri kerajinan tampil dalam pameran,” lanjut Timbul.


Beberapa perusahaan kerajinan diundang secara khusus karena telah memiliki kemampuan menghasilkan produk-produk kelas dunia dalam bidang kerajinan/seni. Aspek-aspek visual, material, hingga fungsional inilah yang dipakai sebagai bentuk seleksi bersama dalam pameran JICAF yang digelar hingga akhir September ini.


“Ada karya yang bisa dinikmati dibeli oleh pengunjung. Kami berharap agar masyarakat semakin dekat dengan karya-karya seni, yang mungkin selama ini hanya bisa disaksikan di galeri-galeri seni,” pungkas Timbul. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X