SLEMAN, KRJOGJA.com – Dinas Sosial DIY menggelar sarasehan penanaman nilai-nilai kepahlawanan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Rabu (16/3). Kegiatan ini untuk mengenang bagaimana sesungguhnya perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.
Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsih, SH MSi melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Drs Junaedi mengatakan, sarasehan ini ini mengangakat ‘tema Wisata Sejarah Menelusuri Rekam Jejak Perjuangan Para Pahlawan Kemerdekaan’. Untuk pesertanya sekitar 100 orang
“Mereka berasal dari Penyuluh Sosial Masyarakat DIY, SDM Program Keluarga Harapan, Tagana Kota Yogyakarta, Tagana Kabupaten Gunung Kidul, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan dan Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat,†jelasnya.
Sarasehan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan dimaksudkan untuk mengenang bagaimana sesungguhnya perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dan menjaga kedaulatan dari Sabang sampai Merauke. Nilai-nilai luhur dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan yang telah mereka wariskan, penting ntuk diteladani di kalangan generasi muda sebagai penerus bangsa.
“Wujud meneladani nilai-niai kepahlawanan yang bisa dilakukan generasi sekarang adalah mengedepankan sikap saling tolong menolong, tidak menyebarkan berita hoax, menghindari perbuatan anarkis dan menjauhi sikap inteoleransi,†ajaknya.
Sedangkan Kamuspusdirla Kolonel Sus Yuto Nugroho menuturkan, Bangsa Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang terdiri dari beribu pulau, menciptakan perbedaan suka dan bahasa. Di masa lalu, keberagaman tersebut dimanfatkan bangsa asing untuk menjajah. Masyarakat yang terpecah belah mudah untuk diadu domba. Namun berkat adanya persatuan, bangsa Indonesia dapat lepas dari belenggu penjajahan.
“Di masa sekarang, bangsa Indonesia harus bangga akan keanekaragaman suku bangsa, beragam budaya dan bahasa sehingga sudah sepantasnya menjaganya dengan semangat persatuan,†tegasnya.
Kamuspusdirla menjelaskan persatuan merupakan ciri bangsa Indonesia, yang didapat dari proses yang dinamis, yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri.
“Itu tidak didapat dengan singkat, tapi ditempa dalam waktu yang lama sekali. Dan para pendahulu bangsa sudah memberikan contoh dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, modal utama adalah persatuan,†pungkasnya. (Sni)
Kamuspusdirla menjadi narasumber dalam sarasehan.
KR-Istimewa