SLEMAN, KRJOGJA.com - Warga masyarakat penerima ganti rugi proyek jalan tol Yogya-Bawen diminta bijaksana dalam menggunakan uangnya. Dengan telah dibayarkan uang ganti rugi, target Jalan Tol Yogya-Bawen selesai tahun 2024 diharapkan bisa tercapai.
"Ganti rugi yang diberikan sangat fair, masyarakat penerima, bila petani bisa membeli lagi sawah dengan luas dua kalinya, demikian pula yang punya kemampuan usaha bisa digunakan untuk mengembangkan usaha," tutur Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI Dr Sofyan Djalil SH MA MALD, saat Pemberian Ganti Kerugian dan Pelepasan Hak Atas Obyek Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta - Bawen, DIY, Sabtu (29/1) sore di Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman.
Didampingi pejabat terkait, jajaran Kanwil BPN DIY, termasuk Kabid Pengadaan Tanah Kanwil BPN DIY Dr Margareta Elya ST MEng, Jasa Marga, rekanan dan lainnya Sofyan meninjau proses pemberian ganti rugi termasuk secara simbolis menyerahkan ganti rugi pada perwakilan warga. "Uang yang didapat jangan digunakan untuk hal konsumtif, seperti beli mobil motor dan lainnya, bisa habis cepat seperti dialami warga dengan aksi borong mobil," ujarnya.
Dari beberapa data nilai ganti rugi pada warga atas nama Badarudin senilai Rp 2,3 M lebih untuk tanah seluas 1322 m2 (letter c), Erni Purnamasari mendapatkan Rp 1,38 M lebih untuk tanah SHM seluas 759 M2, Wagimin mendapatkan Rp 1,13 M lebih untuk tanah seluas 429 M2. "Keberadaan tol Yogya Bawen akan menghubungkan DIY-Jawa Tengah dengan akses yang mudah dan cepat," ujarnya.
Sementara Dr Margareta Elya ST ME melaporkan penetapan lokasi di DIY tanggal 21 Desember 2021, "Terdiri dari 7 desa di 3 kecamatan. Jumlah data awal 915 bidang, hasil identifikasi 1299 bidang. Selama kondisi PPKM karena Pandemi Covid, pelaksanaan tahapan pengadaan secara terbatas," jelasnya.
Disebutkan total yang telah dibayarkan Rp. 773,26 M untuk 1180 bidang atau seluas 453.895 m2 atau 92,04 persan masih tersisa 119 bidang. "Dalam inovasi kita membangun sistem informasi/basis data untuk jalan tol Yogya-Solo dan kami lanjutkan dengan tol Yogya-Bawen. Sistem ini merupakan prototype sekaligus sebagai pelengkap sistem informasi yang telah ada," jelasnya.
Dikatakan sistem informasi tersebut mempunyai kelebihan pada penyimpanan secara digital (warkah, data administrative dan seperti berita acara pembayaran dan sebagainya, foto PYB (pihak yang berhak)). Data ini selalu di update "Dari hasil informasi seluruh data dengan contoh beberapa NIS di tiap bidang dan apat dilakukan analisa geospasial," jelasnya.
Disebutkan nantinya tiga jalan tol Yogya-Bawen, Yogya-Solo, Yogya Kulonprogo titik temunya ada di Desa Tirtoaadi Mlati Sleman. (Vin)