SLEMAN, KRJogja.com - Segala aktivitas yang berkaitan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) harus didesain sedemikian rupa untuk menciptakan kerukunan.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabuparem Sleman H Sidik Pramono SAg MSi saat memberi sambutan sekaligus membuka Dialog Kerukunan Umat Beragama, Senin (13/12) di RM Omah Cemara "Sego Pecel Blora," Senin (13/12). Dialog bertema "Membangun Kerukunan Umat Beragama di Era Digital melalui Media Sosial," menghadirkan narasumber Wakil Pemimpin Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat Ahmad Lutfie dan Dekan FE UP 45 Yogyakarta Ir AA Alit Merthayasa Ms PhD yang juga pengurus FKUB Sleman.
Sidiq Pramono menegaskan, problem FKUB sebetulnya pada komunikasi. "Jika komunikasi baik tidak akan muncul saling curiga dan segala permasalahan yang terjadi segera ditemukan solusinya," tandasnya.
Di sinilah peran media diperlukan, tidak hanya sekedar mewartakan kegiatan FKUB namun lebih kepada bagaimana upaya membangun kerukunan umat beragama bisa tampil di media. "Harapannya kerja sama dengan media massa bisa dibangun untuk mewujudkan kerukunan umat beragama," pungkasnya.
Dalam laporannya Kepala Subbag Tata Usaha Drs H Tulus Dumadi MA menyampaikan terkait dengan kerukunan umat justru yang ditampilkan bukan upaya menciptakan kerukunan. "Kami berharap ada kerja sama antara FKUB dengan Kantor Kemenag Kabupaten Sleman dan Media Massa," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Wapemred KR Lutfi menyampaikan pentingnya peran publikasi. "Pada dasarnya visi misi kami sama, yakni tidak ingin terjadi perpecahan di masyarakat," urainya.
"Kami bersyukur, hingga saat ini media cetak khususnya KR masih mendapat tempat bagi para pembaca di wilayah DIY," imbuhnya.
Melalui forum ini, pihaknya memberi kesempatan untuk mewartakan segala kegiatan terkait kerukunan umat beragama. "Silakan mengirimkan segala bentuk tulisan ke media kami sesuai rubrik yang tersedia," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Alif selaku narasumber mengulas tentang bagaimana trik mengemas warta di media sosial yang tidak menimbulkan kontroversi. "Mari kita mulai membangun informasi yang positif yang mampu menciptakan kerukunan umat beragama di kabupaten Sleman," pungkasnya. (Fie)