Museum Affandi Kembali Dibuka, Catat! Pengunjung Prokes Ketat Ya..

Photo Author
- Kamis, 9 Desember 2021 | 22:15 WIB

Yogya, KRJogja.com – Setelah huru-hara adanya pandemi covid-19 dan kebijakan PPKM, kini Museum Affandi sudah kembali dibuka pada hari Rabu, 1 Desember 2021. Tentu saja dengan dibukanya kembali museum yang tetap menerapkan peraturan terkait penerapan protokol kesehatan yang harus ditaati oleh seluruh karyawan serta pengunjung tanpa terkecuali.

Penerapan protokol kesehatan yang dilakukan meliputi; pembatasan pengunjung supaya tidak menimbulkan kerumunan, memakai aplikasi peduli lindungi sebagai bukti telah melakukan vaksinasi, mencuci tangan, dan tentu saja wajib memakai masker.

“Kami selama pandemi kita memang tutup, dan baru dibuka kembali hari ini (1 Desember 2021). Untuk evaluasi setelah dilanda pandemi, pastinya banyak hal harus menyesuaikan keadaan sekarang. Orang masuk harus dibatasi, harus pakai peduli lindungi, mencuci tangan, dan pakai masker,” ujar Sekretaris Museum Affandi.

Banyak cara yang dilakukan oleh pengurus Museum Affandi dalam menarik pengunjung setelah tutup beberapa waktu. Salah satu cara yang digunakan untuk menarik pengunjung adalah dengan cara mempromosikan di akun media sosial. Mulai dari media sosial Instagram (@museum_affandi) dan Twitter (@affandimuseum). Para pengunjung bisa mengikuti akun media sosial tersebut sebagai sarana informasi yang terkait dengan Museum Affandi.

Museum Affandi merupakan salah satu museum seni di Daerah istimewa Yogyakarta. Museum yang menampilkan karya-karya sang maestro lukis Indonesia, yaitu bapak Affandi yang mana beberapa karya beliau bukan hanya diakui di Indonesia, tetapi juga sudah diakui dunia.

Fakta menarik terkait Museum Affandi yang perlu dietahui bahwa ada sekitar 300-an koleksi di dalamnya. Pada pintu masuk kita akan disuguhkan berbagai macam lukisan yang sesuai dengan alirannnya. Mulai dengan aliran naturalisme hingga lukisan yang beraliran ekspresinisme. Semua lukisan yang ada di dalamnya begitu menarik. Terdapat beberapa lukisan masterpiece di museum ini, biasanya dengan ciri simbol matahari, tangan, dan kaki.

Selain menyuguhkan berbagai macam lukisan yang luar biasa, karakteristik bangunan yang di desain langsung oleh bapak Affandi, serta konsep yang memiliki kekhasannya sendiri. Di luar Museum tedapat berbagai patung-patung yang diharapkan mampu menambah daya tarik pengunjung, khusunya anak muda yang memiliki kegemaran untuk mendokumentasikan diri atau berfoto.

Karena, di Museum Affandi memiliki tempat-tempat yang indah dan ciamik untuk dijadikan spot foto.

Museum bisa menjadi tempat belajar, menambah wawasan, dan berlibur di tengah kesibukan serta hiruk pikuk kehidupan.

Epidemiolog Kamaluddin Latief menjelaskan bahwa vaksin booster adalah dosis vaksin virus corona (COVID-19) untuk membantu dan memperkuat perlindungan yang dimiliki setelah mendapatkan 2 dosis pertama. Dosis booster ini berperan penting karena antibodi atau imunitas yang dibentuk oleh vaksin dapat turun atau berkurang seiring berjalannya waktu.

"Merujuk kepada data sementara dan adanya varian Delta dan (B.1.617.2) Omicron (B.1.1.529) menegaskan pentingnya vaksinasi dan booster," ujar Kamal, Kamis (9/12/2021). Dia menjelaskan bahwa data menunjukkan peningkatan transmisibilitas varian Omicron dan efektivitas vaksin terhadap COVID-19 mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh perlindungan dari vaksin yang menurun seiring berjalannya waktu, serta tingkat infeksi yang lebih besar dari berbagai varian tersebut, maka booster membantu memberi perlindungan jangka panjang dan juga agar tidak sakit parah akibat COVID-19.

Kamal menjelaskan, kemunculan berbagai varian belakangan ini menegaskan pentingnya vaksinasi, booster, dan upaya pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dari COVID-19. Efektivitas yang lebih rendah ini kemungkinan disebabkan oleh kombinasi penurunan perlindungan seiring berjalannya waktu sejak divaksinasi, serta infeksi yang lebih besar dari varian Delta. Vaksin COVID-19 bekerja dengan baik untuk mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian, bahkan terhadap varian Delta yang beredar luas.

"Namun, para ahli kesehatan masyarakat mulai melihat perlindungan yang berkurang, terutama diantara populasi tertentu, terhadap penyakit ringan dan sedang," ujarnya. (Git)

(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X