LP3M UJB Gelar Pelatihan Wujudkan Pandowoharjo Menjadi Desa Wisata Jamur

Photo Author
- Senin, 20 September 2021 | 18:48 WIB
Pelatihan membuat aneka olahan kuliner berbahan tempe dan jamur. Foto: Istimewa
Pelatihan membuat aneka olahan kuliner berbahan tempe dan jamur. Foto: Istimewa

SLEMAN, KRJOGJA.com - Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Universitas Janabadra (UJB) terus memberdayakan masyarakat Desa Pandowoharjo Sleman melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM). Setelah sebelumnya diberikan pelatihan tentang teknis budidaya kepada petani jamur dan pendampingan teknis kepada pengrajin tempe, kini diberikan pelatihan membuat aneka olahan kuliner berbahan dasar tempe dan jamur, Minggu (19/9/2021).

Ketua Tim Pengabdi, B Tresno Sumbodo mengatakan, kegiatan ini merupakan program kemitraan antara Universitas Janabadra-Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) AMPTA dan Pemerintah Desa Pandowoharjo. Program dengan skema PPDM yang didanai dari hibah Kemenristek Dikti tersebut telah dilakukan sejak tiga tahun yang lalu dan terus berjalan hingga saat ini. "Tahun 2021 ini salah satu fokus kegiatannya adalah pendampingan budidaya tanaman jamur dan produksi tempe," kata Tresno.

Tim pengabdi terdiri dari Ir B Tresno Sumbodo MSi (ketua tim), Sardi ST MT (anggota), Sunarya Raharja SH Mhum (anggota). Ketiganya dari Universitas Janabadra, serta Hermawan Prasetyanto SSos SST MM (Par) sebagai anggota tim dari STP AMPTA. Melalui program ini, Pemerintah Desa dengan pendampingan Universitas Janabadra dan STP AMPTA mendorong terwujudnya Desa Pandowoharjo yang memiliki brand sebagai desa wisata jamur dan industri olahan aneka macam kuliner lokal yang spesifik dan menarik.

Menurut Tresno, dengan bimbingan chef yang memiliki keahlian di bidang boga, jamur diolah menjadi aneka makanan menarik seperti pepes, sate hingga abon. Sedangkan tempe dapat diolah menjadi galantin, cookies, pudding, baso dan sebagainya. Dengan diolah menjadi aneka macam olahan kuliner, bahan tempe dan jamur memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi (30-40%) dibandingkan jika hanya dijual dalam bentuk produk bahan mentah.

"Harapannya, produk olahan kuliner ini tidak hanya untuk menambah penghasilan petani, pengrajin dan pelaku usaha lainnya, tetapi juga dalam rangka mewujudkan cita-cita dan harapan Pemerintah Desa Pandowoharjo sebagai desa wisata kampung iklim yang berbasis pertanian," pungkasnya. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X