Cerita Raffi Ahmad, Buat Pertandingan Ujicoba Sepakbola Raup Untung Rp 800 Juta

Photo Author
- Sabtu, 12 Juni 2021 | 19:12 WIB
Raffi Ahmad saat berbagi dengan stakeholder sepakbola DIY-Jateng (Harminanto)
Raffi Ahmad saat berbagi dengan stakeholder sepakbola DIY-Jateng (Harminanto)

SLEMAN, KRJOGJA.com - Artis Raffi Ahmad hadir dalam sosialisasi Inpres nomor 3 tahun 2019 di Royal Ambarrukmo, Sabtu (12/6/2021). Raffi menyatakan komitmen untuk membantu sepakbola nasional melalui industri digital yang kini tengah dikembangkan.

Di depan audience stakeholder sepakbola DIY dan Jawa Tengah, Raffi menceritakan keinginan untuk membeli klub sepakbola muncul begitu saja saat ia bertemu dengan beberapa rekan. Dengan semangat ‘membalas dendam’ karena cita-cita menjadi pemain sepakbola tak tersampaikan, Raffi tak lantas membeli dan berniat membangun ekosistem sepakbola dengan nama Rans Cilegon FC yang kini dimiliki bersama rekannya, Rudi Salim.

“Dulu saya mau jadi pemain sepakbola tapi ga kesampaian malah jadi model karena ibu saya ngefans Thomas Djorgi. Sepakbola di Indonesia ini seperti pesta untuk masyarakat dan saya tertarik, Bismillah niat baik maka saya lakukan,” ungkap Raffi.

Dari sisi sportainment, Indonesia memiliki potensi besar apalagi secara digital memiliki pengguna sosial media lima besar dunia. Ia mengibaratkan, bagaimana Spanyol dengan luas negara hanya seperti Jawa Barat saja bisa memiliki klub-klub yang sukses secara prestasi maupun bisnis.

“Saya bilang dengan Waketum (Iwan Budianto), kami coba kolaborasi olahraga dengan entertain. Indonesia pengguna sosial media salah satu tertinggi di dunia, lima besar dunia. Kalau kita sinergi, kolaborasi pasti bisa,” sambung dia.

Raffi mengaku beberapa bulan menghandle Rans Cilegon FC, ia berhasil meraih pemasukan cukup banyak dari laga ujicoba yang disiarkan langaung melalui jejaring streaming. Ia menggabungkan sport dengan entertainment yakni konten horor bekerjasama dengan Jurnal Risa.

“Kami kemarin kolaborasi dunia digital Arema vs Rans. Kita jual tiket Rp 20 ribu dan saya buat. Ujicoba dimatch dengan uji nyali, pemain Arema dan Rans melakukan penelusuran horor. Habit horor terbentuk dan membuat penonton bola mau beli tiket. Kita bundling Rp 30 ribu dan yang beli ternyata ada 40 ribu. Kita dapat revenue Rp 800 juta lebih plus ada sponsor juga,” tandas suami Nagita Slavina ini.

Raffi menilai, apa yang dilakukannya bisa diadopsi oleh asosiasi setara kabupaten/kota dan provinsi. Segmentasi anak muda dengan generasi melek digital membuat gerakan digitalisasi sepakbola nusantara bisa leluasa dilaksanakan untuk menunjang prestasi.

“Liga 3 atau Liga Pelajar ini sangat mungkin, mereka suruh menggaungkan apalagi dari Asprov misalnya ada artis atau influencer dari Jogja minta untuk suport dan saya mau akan membantu. Kemarin Atta Halilintar dan Mas Gilang (presiden Arema) saya ajak juga. Intinya kita kolaborasikan sport entertain dan digitalnya,” tambahnya lagi.

Sementara, Waketum PSSI, Iwan Budianto meminta stakeholder sepakbola di daerah untuk membuka lebar hati dan pikiran untuk melihat digitalisasi sebagai hal positif. Menurut dia, saat ini memang sudah seharusnya anak-anak muda yang berinisiatif dan membuat program untuk membantu memajukan sepakbola Indonesia, seturut perkembangan jaman.

“Kita tidak bisa memaksakan menjalankan organisasi sepakbola dengan pengalaman puluhan tahun ke belakang. Eranya berbeda dengan digitalisasi yang harus kita ikuti. Harapannya bisa tercipta kolaborasi digital hingga level Askot/Askab sehingga sepakbola kita bisa maju utamanya secara prestasi dan industri,” tandas Iwan. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X