SLEMAN, KRjogja.com - Petugas Satresnarkoba Polres Sleman berhasil mengungkap peredaran narkoba jaringan internasional yang diduga melibatkan oknum polisi. Dari empat pelaku yang diamankan, petugas menyita sabu seberat 4,012 kilogram yang diperkirakan senilai Rp 4,8 miliar. Tangkapan kali ini, merupakan terbesar yang pernah dilakukan oleh Polda DIY dan jajarannya.
Keempat pelaku yakni WDP (26) warga Karanganyar, MA (32), RYA (28) dan FH (42) ketiganya asal Malang, Jawa Timur. Tersangka FH menurut sumber KR, merupakan oknum polisi yang berdinas di luar DIY.
Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto SIK menjelaskan, terungkapnya kasus itu hasil pemetaan anggotanya terkait para pelaku dan pengguna narkotika yang ditangkap sebelumnya. "Hasil pemetaan, alur peredaran narkoba di Jateng dan DIY ini berasal dari Jawa Timur dan mengerucut kepada pelakunya," ungkap Kapolres dalam rilisnya, Kamis (3/6) siang.
Kemudian pada Minggu (16/5) sekitar pukul 12.00, petugas menangkap MA dan RYA di depan minimarket berjejaring di wilayah Sragen, Jawa Tengah. Selang satu jam kemudian, penangkapan dilakukan terhadap WDP di Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah dengan barang bukti sabu yang dikemas dalam beberapa plastik warna putih total seberat 4,012 kilogram dan tiga buah bong. Dari penangkapan ketiganya, polisi bergerak ke Malang Jawa Timur dan berhasil mengamankan FH yang masih satu jaringan. Polisi menggeledah rumah FH dan menyita barang bukti antara lain alat isap, satu klip isi sabu, airgun dan satu senjata yang diduga rakitan.
"Hasil penyidikan, dari aktivitas mereka sebagai kurir, mereka mendapatkan imbalan awal sebesar Rp 25 juta dan dijanjikan akan diberikan lagi jika sabu berhasil dikirim," ucap Kapolres.
Kasat Reserse Narkoba Polres Sleman AKP Ronny Prasadana menambahkan, para pelaku merupakan sindikat narkoba jaringan internasional. "Sabu itu dari China yang turun ke Malaysia kemudian ke Jawa Timur dan rencananya akan diedarkan untuk wilayah Jateng dan DIY. Ini adalah pengungkapan sabu terbesar sepanjang sejarah DIY atau bahkan di Jateng," tandasnya.
Terkait adanya keterlibatan oknum, Ronny enggan berkomentar. "Propam sudah kita libatkan tapi kita dalami terkait narkobanya dulu, bukan profesinya. Hal-hal seperti itu (keterlibatan oknum), akan diekspos oleh pimpinan kita, kami fokus ke perbuatan mereka," ujarnya. (Ayu)