SLEMAN, KRJOGJA.com - Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengingatkan warga yang hendak menikah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan paling tidak tiga bulan sebelumnya. Hal tersebut menurut Hasto sangat penting untuk mempersiapkan lebih matang kualitas masing-masing person yang ternyata juga berdampak pada persiapan calon keturunan.
Dalam diskusi penurunan angka stunting yang dilaksanakan di Kantor Kapanewon Godean, Senin (12/4/2021) pagi, Hasto mengungkap sebaiknya calon pengantin mempersiapkan cek kesehatan tiga bulan sebelum menikah. Hal tersebut penting agar ada cukup waktu memperbaiki kualitas kesehatan sebelum waktu pernikahan dan nantinya bulan madu.
“Tiga bulan sebelum menikah itu harus cek HB agar waktu bulan madu semua dalam kondisi baik. Laki-laki dalam hal ini calon suami juga perlu memperhatikan, 75 hari sebelumnya mulai menjaga kondisi, karena situasi spermatogenesis tak main-main. Jadi ketika bulan madu dua-duanya dalam kondisi baik sehingga embrionya bagus. Kalau perlu ditambah vitamin C karena saya sering menemukan sperma perokok itu berenangnya ke sana kemari tidak jelas itu. Nah jangan sampai terjadi,†ungkap Hasto yang juga dokter spesialis Orologi ini.
Hasto juga mengingatkan kerap menemui calon pengantin yang menitikberatkan persiapan pada hal-hal diluar kesehatan. Hal ini yang terkadang membuat kualitas embrio terlupakan.
“Jangan sampai juga prewedding yang harganya Rp 20 juta dilakukan tapi kemudian periksa HB dan kesehatan yang murah dilupakan. Ini yang kami ingatkan juga tentu untuk memaksimalkan kualitas keturunan yang dihasilkan nantinya,†lanjutnya tersenyum.
Beberapa upaya menurut Hasto kini terus dilakukan pemerintah bersama 1000 mitra untuk memangkas angka stunting di Indonesia. Di Sleman, misalnya, 150 balita, ibu hamil dan ibu menyusui mendapat bantuan asupan susu dan makanan bergizi selama enam bulan.
BKKBN bekerjasma dengan Kalbe Nutrition yang juga memiliki konsentrasi menurunkan angka stunting melalui intervensi gizi. Kapanewon Godean Sleman menjadi pilot project yang kemudian diikuti Kabupaten Madiun.
“Total di Sleman ini ada 150 sasaran terdiri 50 balita, 50 ibu hamil dan 50 ibu menyusui. Program ini merupakan komitmen kami menurunkan angka stunting, melalui intervensi gizi. Dalam enam bulan kami beri nutrisi dan mereka akan dipantau bidan setiap satu bulan sehingga harapannya bisa termonitor juga konsultasi, dengan goal akhirnya menurunkan angka stunting,†ungkap Desy Indriyati, Head of Regional Marketing Kalbe Nutrition. (Fxh)