SLEMAN, KRJOGJA.com - Drs KH MSyakir Ali MSi terpilih menjadi Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul 'Ulama (PCNU) Kabupaten Sleman masa khidmad 2021-2026. Sedang H Sidiq Pramono SAg MSi terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah. Pemilihan berlangsung dalam Konferensi Cabang (Konfercab) di Ponpes Sunan Pandanaran Candi Ngaglik Sleman, Minggu (28/3).
Ketua Panitia Konfercab, Abdul Muiz MM, kepada KR, Senin (29/3) menjelaskan, pemilihan Rois Syuriah dilakukan oleh Ahlul Halli wal 'Aqdi (AHWA), yaitu Drs KH MSyakir Ali MSi, KH M Hasyim, KH Abdullaah Hadziq, KH Muhamad Labib, dan KH Fahmi Basa LC. Kelimanya dipilih oleh para peserta konfercab.
"Sesuai Ad/ART dan diatur dalam Tata tertib, pemilihan Rois Syuriah dilakukan dengan mekanisme Ahlul Halli Wal ‘Aqdi (AHWA). Pemilihan dengan sistem AHWA dimaksudkan untuk menghasilkan kepemimpinan yang solid, berwibawa dan aklamatif melalui musyawarah dan mufakat yang diwakili oleh para Kiai terpilih melalui peroses dari bawah yaitu 17 pengurus tingkat kecamatan, MWC NU," katanya.
Sedang pemilihan Ketua tanfidziyah diawali penjaringan bakal calon. Pada tahap ini muncul 3 nama, KH Muslih Muchtar (9 dukungan, H Sidiq Pramono SAg MSi (8 dukungan) dan KH Saliman (1 dukungan). Karena sesuai tatib minimal 5 dukungan, maka yang bisa melanjutkan tahap berikutnya 2 calon setelah mendapat persetujuan dari Rois terpilih, yaitu KH Muslih Muchtar dan H Sidiq Pramono SAg MSi.
Pemilihan pada tahap kedua ini cukup alot dan sedikit tegang, karena dua kali pemungutan suara, perolehan KH Muslih Muchtar dan H Sidiq Pramono SAg MSi sama, masing-masing meraih 9 suara. Akhirnya Pimpinan sidang, KH Fahmy Akbar Idries (Wakil Ketua PWNU DIY) bersama Rois Syuriah PWNU, KH Mas'ud Masduqi bermusyawarah kemudian sepakat menggunakan sistem undian.
Selanjutnya disediakan 10 kertas undian, satu bertuliskan ketua dan lainnya kosong. Untuk menentukan siapa yang mengambil kertas terlebih dahulu juga diundi. KH Muslih mendapat kesempatan pertama mengambil kertas undian, disusul Sidiq Pramono, Sampai kertas ketujuh yang diambil Kiai Muslih masih kosong. Baru kertas ke delapan yang diambil Sidiq Pramono ada tulisan KETUA, sehingga yang bersangkutan ditetapkan sebagai ketua. (Fie)