SLEMAN, KRJOGJA.com - Penggemar batu akik mulai menggeliat bangkit. Salah satu parameternya dari animo pengunjung lapak kaki lima pedagang dan perajin batu akik di beberapa sentra pedagang batu akik. Salah satunya di lapak kaki lima selatan Pasar Prambanan Sleman. Dari hari ke hari pengunjung semakin banyak.
Sentra pedagang batu akik tersebut berada di pinggir jalan, timur perlintasan kereta api Prambanan. Perintisnya adalah Mbah Margono (80). Dia sejak tahun 1970 sudah menekuni profesi sebagai pedagang batu akik. â€Dia yang mengawali berjualan di sini. Tadinya Cuma Mbah Margono sendiri. Kemudian ada pedagang-pedagang lain ikut menggelar dagangan di sini,†kata Dodo, pedagang sekaligus perajin batu akik.
Dodo sendiri mulai menggelar dagangan dan buka workshop kerajinan batu akik di lokasi tersebut, lima tahun silam. Dulu dia bekerja sebagai tukang kayu di sebuah perusahaan mebel. Karena merasa tertarik menekuni kerajinan batu akik, dia pun banting stir. Dia buka lapak bersama sang istri. Dodo mengerjakan pesanan batu konsumen, istrinya melayani pelanggan yang datang mencari batu, mencari cincin, mengubah ukuran cincin, atau bila ada yang ingin memoles batu agar mengkilap.
Selain Dodo dan Mbah Margono, ada lebih dari lima lapak lain yang juga menggelar dagangan. Mulai dari akik berbahan batu alam, akik perhiasan berupa batu imitasi, sampai batu mulia. Ada juga lapak yang khusus menjual kerajinan kayu langka bertuah. Beberapa batu mulia sekelas safir dan rubi sering ditemui di lapak para pedagang. Tentang harga, bila dibanding dengan lapak-lapak di sentra pedagang akik lokasi lain, harga di Prambanan bisa dibilang paling bersahabat. Harga ring cincin, misalnya. Mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 60 ribu. â€Tergantung bahannya,†kata Dodo.
Untuk jasa membuat mata cincin dari bongkahan batu, Dodo mengutip uang jasa Rp 20 ribu perbiji mata cincin. Terkadang satu batu bisa dipecah menjadi belasan butir mata cincin. Tergantung ukuran serta kualitas bahan batu.
â€Saya pekan lalu mengerjakan batu sekepalan tangan. Dari luar batu terlihat biasa, karena tertutup lapisan. Setelah saya belah, ternyata batu kalsedon warna putih. Dari 7 butir mata cincin yang jadi, 5 di antaranya batu combong. Sangat langka, apalagi dan 3 butir di antaranya ada kristal membentuk keris luk 3,†ungkapnya sambil menambahkan, beberapa hari lalu dia juga mengerjakan batu gambar motif kuda.
Membelah batu utuh dan dalamnya ternyata ditemukan ada gambar alam dan kemudian memotong serta membentuknya menjadi mata cincin yang sesuai dengan karakter serta gambar, diperlukan keahlian dan kejelian. Di sinilah tantangan seorang perajin batu. (Dar)