SLEMAN, KRJOGJA.com - Potensi bencana di Kabupaten Sleman perlu diwaspadai di musim penghujan, terlebih saat ini status Gunung Merapi berada pada level III (Siaga). Penanganan bencana yang buruk akan memicu masalah, baik sosial dan juga ekonomi.
Merespon permasalahan tersebut, calon Bupati Sleman Nomor Urut 2, Sri Muslimatun bersama tim pakar telah mengidentifikasi dan merampungkan roadmap Ekonomi Berbasis Bencana. Menurutnya salah satu faktor penghambat ekonomi khususnya di Sleman karena ketidakmampuan daerah mengelola risiko bencana beserta mitigasinya.
"Kami merampungkan roadmap Ekonomi Berbasis Bencana yang melibatkan para pakar ekonomi dan kebencanaan. Kedepan, rancangan ekonomi dan pembangunan akan memperhatikan mitigasi bencana," ujar Muslimatun di sela kunjungannya ke barak pengungsian warga di Kalitengah Lor Glagaharjo Cangkringan, Sabtu (7/11).
Menurut Muslimatun, Ekonomi Berbasis Bencana adalah bentuk keseriusannya menjadikan arena Pilkada sebagai politik gagasan. Fokus gagasan ini untuk membangun ketahanan ekonomi menghadapi bencana. Nantinya sejumlah sektor fundamental akan cepat pulih jika terpukul akibat bencana.
"Kami akan perkuat sektor fundamental agar ekonomi cepat pulih dan menopang komponen pendukungnya. Konsep ini mencakup mitigasi bencana, penanggulangan bencana, sinkronisasi program, dan alokasi anggaran," jelasnya.
Muslimatun mencontohkan, di Kapanewon Cangkringan sektor fundamentalnya adalah pertanian, perkebunan dan jasa bidang pariwisata. Kapanewon Depok dan Gamping meliputi perdagangan, UKM, hotel dan restoran. Prambanan fokusnya di sektor kehutanan dan pariwisata.
"Seluruh kapanewon akan dipetakan sektor apa saja yang menjadi fundamental lalu dirancang konsep mitigasinya," tuturnya.
Menurut pendiri RS Sakina Idaman di Mlati itu, konsep ini membutuhkan anggaran khusus untuk ekonomi kebencanaan. Sehingga, masalah-masalah seperti kenaikan harga berkepanjangan, kelangkaan barang, maupun gangguan distribusi dapat diantisipasi.
"Ini penting agar ekonomi tidak terlalu anjlok saat bencana. Jangan sampai masyarakat yang terkena bencana, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Setidaknya, ekonomi kita tahan banting," kata Muslimatun.
Ditambahkah, kategorisasi bencana bisa dilihat dari bencana alam seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan erupsi Merapi. Bencana nonalam termasuk wabah Covid 19. Harus diakui, faktor ini membuat ekonomi terpuruk karena manajemen ekonomi kebencanaan lemah. Dengan gagasan ini, semua penggerak ekonomi cepat pulih saat terjadi bencana.
"Saya bersungguh-sungguh ingin membawa Sleman kuat dan masyarakatnya sejahtera," pungkasnya. (Has)