SLEMAN, KRJOGJA.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berupaya kembali menggairahkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif memasuki era new normal atau adaptasi kebiasaan baru yang memerhatikan protokol kesehatan secara ketat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menginisiasi penyelenggaraan kegiatan webinar misi penjualan daring pariwisata Nusantara tahap II yang dilangsungkan di enam kota yakni Yogyakarta, Malang, Jawa Barat, Padang, Medan dan Batam. Di Yogyakarta sendiri, acara yang diikuti oleh agen tour travel, batik dan kuliner tersebut digelar di Jogja City Mall mulai Sabtu (7/11) hingga Minggu (8/11).
"Tujuannya sebagai wadah pertemuan antara pegiat destinasi wisata dengan online travel agent. Harapannya dapat membantu mempromosikan hingga menjual paket destinasi wisatanya. Kegiatan ini melibatkan buyers yang berasal dari online travel agent dan sellers yang terdiri dari 45 industri pariwisata dengan segmentasi pasar yang berbeda-beda," ujar Direktur Pemasaran Regional I Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu.
Vinsensius mengungkapkan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berdampak tidak hanya pada aspek kesehatan belaka, tetapi juga menyasar sendi perkonomian nasional termasuk industri pariwisata. Secara makro penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 30,24 persen mulai pada Februari 2020 lalu. Penurunan jumlah kunjungan semakin tajam sejak pandemi Covid-19 semakin meluas pada bulan-bulan berikutnya. Tak hanya wisatawan mancanegara (wisman), pergerakan wisatawan domestik atau wisatawan nusantara (wisnus) mengalami penurunan drastis imbas Covid-19. Ditambah lagi beberapa destinasi sempat ditutup imbas pandemi Covid-19
"Kami berharap kegiatan ini menjadi wahana yang mempertemukan pelaku industri pariwisata yang bergerak di berbagai sektor pariwisata, khususnya tour operator dan travel agent. Selain itu, dapat membentuk suatu wadah pertemuan antara buyer dan seller juga memfasilitasi transaksi antara keduanya," tuturnya.
Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf/Baparekraf Taufik Nurhidayat menambahkan penjualan paket wisata melalui event yang digagasnya ini direalisasikan setelah sebelumnya Kemenparekraf/Baparekraf melakukan pembenahan dan penataan destinasi wisata di Indonesia melalui sertifikasi Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) serta protokol kesehatan yang ketat. Pihaknya berharap terjadi transaksi antara buyers dan sellers sehingga geliat industri pariwisata kembali bergairah yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
"Kami berharap langkah ini dapat kembali menggairahkan industri pariwisata kita dengan tetap mengedepankan faktor kebersihan, keamanan, kesehatan dan keberlanjutan lingkungan serta penerapan protokol kesehatan secara ketat yang menjadi pedoman di masa adaptasi kebiasaan baru. Ini adalah stimulus dari pemerintah melalui Kemenparekraf/Baparekraf agar dapat mendorong terjadinya transaksi pariwisata sehingga dapat kembali bergeliat," tegas Taufik. (Ira)