Latih Mental Perkutut dengan Latber

Photo Author
- Kamis, 24 September 2020 | 18:35 WIB
Sebagian peserta latber perkutut, Rabu (23/9/2020). (Sulistyanto)
Sebagian peserta latber perkutut, Rabu (23/9/2020). (Sulistyanto)

SEJAK berlaku masa new normal atau adaptasi kebiasaan baru, agenda rutin latihan bersama (latber) burung perkutut kembali digelar. Lokasi latber selain di lapangan yang biasa untuk menggelar lomba perkutut, ada pula di kompleks pekarangan milik salah satu kung mania.

Seperti halnya setiap Rabu pagi, ada latber di tempat Khairudin Deky kawasan Ambarketawang Gamping Sleman. Lalu Minggu pagi di tempat Cak Yanto Ngestiharjo Kasihan Bantul dan Selasa pagi di tempat H Dhofir kawasan Kotagede Yogya. Sejak awal Agustus 2020 juga sudah ada beberapa lomba perkutut, misalnya di Karanggayam Sleman, Kulonprogo dan Kebumen. Baik kegiatan latber maupun lomba perkutut tersebut menerapkan protokol kesehatan terkait masih adanya pandemi virus Corona.

“Latber yang digelar di rumah-rumah, misalnya di tempat saya, jumlah peserta terbanyak masih sekitar 10 orang. Namun perkutut yang dibawa latber bisa lebih dari dua ekor,” ungkap Khairudin saat ditemui di sela-sela latber perkutut, Rabu (23/9/2020).

Udin juga pengurus Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Pusat maupun DIY ini menjelaskan, beberapa manfaat dengan rutin digelar latber antara lain sebagai ajang melatih perkutut terutama yang masih anakan serta remaja. Selain itu bisa semakin mempererat silaturahmi para kung mania. Termasuk juga dapat saling berdiskusi, misalnya seputar cara perawatan perkutut dan koreksi kualitas suara perkutut.

Khusus untuk perkutut sebelum umur empat bulan saat lomba dikelompokan dalam kelas Hanging. Perkutut cukup digantung dengan ketinggian empat meter, sehingga suara masih terpantau dengan baik. Lain halnya di atas empat bulan digantang pada tiang sekitar 5,5 meter atau sering disebut setengah tiang. Sedangkan perkutur dalam kelompok piyik senior maupun dewasa sudah digantang pada tiang dengan tinggi tujuh meter (satu tiang penuh).

Sejumlah kung mania yang berhalangan hadir ikut latber sering juga menitipkan perkutut kesayangannya, lalu bisa memantau lewat smartphone, misalnya direkam dan dikirimkan videonya. Usai latber biasa juga disambung dengan ramah-tamah, bahkan makan siang. Kung mania seperti Cak Yanto, Syafi’i dan Gito termasuk yang biasa antusias untuk ikut ramah-tamah usai latber. “Saya merasa cocok bisa rutin mengikuti latber di tempat Khaerudin, antara lain suasana tempatnya yang nyaman, berada di dekat areal persawahan,” jelas Gito. (Yan)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X