SLEMAN, KRJOGJA.com - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam proses kuliahnya. Untuk mencegah penularan Covid-19, kampus tersebut 'lockdown' bagi mahasiswa yang masuk asrama. Tidak boleh keluar dan tidak boleh orang luar masuk ke kampus jika tidak ada keperluan mendesak.
Meski 'lockdown', kampus tetap dapat mewisuda mahasiswanya dengan protokol ketat, Rabu (9/9). Semua wisudawan bisa masuk ruang wisuda, setelah lolos rapid test
terlebih dahulu.
STPN mewisuda lulusan D1 490 orang dan D4 80 orang. Untuk lulusan D1, diwakili 76 lulusan yang Cumlaude. Sedangkan yang D4, semua diwisuda di kampus dengan protokol kesehatan. Sedangkan lulusan D1 yang tidak diwisuda di kampus, maka proses wisuda dilakukan secara daring.
Mereka diwisuda langsung oleh Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR BPN), Surya Tjandra dan Ketua STPN Dr Ir Senthot Sudirman MS. Hadir dalam acara tersebut, Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Budi Wibowo yang membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Kepada wartawan, Wamen Surya Chandra menilai penerapan protokol kesehatan yang ketat saat kuliah dan wisuda merupakan langkah tepat. Bahkan dapat dikatakan STPN merupakan kampus terbaik dalam menerapkan protokol kesehatan. Bagi wisudawan, Ia berharap bisa langsung terjun menerapkan ilmu yang didapat.
Menurut Dr Senthot, pihaknya sangat hati-hati dalam upaya mempertahakan proses kuliah. Selain para mahasiswa berasal dari berbagai daerah dengan kondisi risiko yang berbeda, juga tetap berusaha agar proses kuliah berjalan dengan baik. Saat ini telah masuk mahasiswa semester 3 (tingkat 2) di kampus. Mereka bisa masuk kampus setelah menjalani rapid test lebih dulu.
Sedangkan untuk mahasiswa tingkat I, kuliah dengan daring dari daerah asal. Untuk tingkat III dan IV, selain daring juga praktik di perkantoran. (Jon)