Sekolah dan Gereja di Margodadi Seyegan Terdampak Jalan Tol

Photo Author
- Minggu, 2 Agustus 2020 | 14:10 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Tim persiapan pembangunan jalan tol Yogya-Bawen kembali mengadakan sosialisasi di Balai Desa Margodadi Seyegan Sleman. Di lokasi ini kelak ada tempat ibadah dan sekolah yang terdampak. Namun keduanya hanya terdampak di bagian halaman sehingga besar kemungkinan kedua tempat tersebut tidak perlu direlokasi.

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY Krido Suprayitno mengatakan, dalam sosialisasi seperti ini ada kemungkinan pergeseran peta. Pasalnya gambar yang disajikan saat sosialisasi merupakan gambar perkiraan definitif. Saat pendataanawal, mungkin terjadi pergeseran peta karena beberapa hal. Seperti adanya sumber mata air, bangunan heritage. Di lokasi ini khususnya karena pertimbangan konstruksi Selokan Mataram.

"Tidak mungkin jalan tol mengikuti, maaf ya, belok-belokan Selokan Mataram. Tol itu kan secara konstruksi harus lurus, kalau mau belok harus ada elevasinya secara teknik,” terang Krido, Sabtu (1/8) setelah melakukan sosialisasi.

Menurut Krido, peta yang digunakan saat sosialisasi merupakan gambar definitif lurus. Sehingga manfaat dari kegiatan sosialisasi di lapangan ini agar ada masukan data lapangan dari warga. Nanti saat konsultasi publik yang diperkirakan dalam satu bulan ke depan atau tergantung kecepatan pemberkasan, akan disajikan data lagi.

Dan sudah bisa dipastikan gambar itu betul karena sudah dicek oleh pemilik tanah.

"Hal ini yang melatarbelakangi gambar secara menyeluruh tidak hanya di Margodadi saja. Perubahan ini ada di titik Sumbermulyo, Margokaton dan Margodadi. Karena memang tinjauannya adalah tinjauan fisik, penyesuaian lokasi Selokan Mataram," tandas Krido.

Tidak Mempengaruhi

Selain itu di lokasi Margodadi juga ada sebuah gereja dan SMK 17 Seyegan yang terdampak. Krido menegaskan, kedua lokasi ini hanya terdampak bagian halamannya sehingga kemungkinan besar tidak perlu direlokasi. Sehingga meski areanya sudah dibebaskan oleh pembangunan jalan tol, masih bisa digunakan untuk fasilitas umum.

"Kalau yang sekolah terkena area parkir dan kayu-kayu di pinggir bangunan, bukan strukturbangunannya. Sedangkan yang gereja sebagian besar adalah halamannya saja. Pihak terkait bisa

segera mengajukan permohonan ke Satker. Sehingga nanti konstruksi jalan tol menyesuaikan di lokasi. Lokasinya bisa dimanfaatkan baik yang di SMK maupun gereja,” imbuh Krido.

Ketua Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ruas Semarang-Yogya Heru Budi Prasetyo menambahkan, meski ada tempat publik yang terdampak tidak mempengaruhi desain pembangunan jalan tol. Sehingga desain ini bisa diterima oleh semua pihak. Pasalnya jalan tol yang dibangun di lokasi

tersebut melayang atau elevated.

"Jalan tol yang dibangun kan elevated sehingga lokasi di bawahnya masih bisa digunakan untuk parkir atau kegiatan lain. Elevated nya sekitar 75 persen dari total 7,65 km pembangunan jalan tol Yogya-Bawen. Untuk ketinggian jalan tol elevated sekitar 15 meter tergantung kecekungan tanah,” kata Heru. (Aha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X