Kemenperin Dorong 4,2 Juta Santri Jadi Wirausaha

Photo Author
- Rabu, 29 Juli 2020 | 14:10 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup pendidikan agama dan moralitas, namun juga pendidikan formal sampai pendidikan kewirausahaan. Pesantren juga dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia sebagai 'agent of development' dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di daerah, sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Data Kementerian Agama sampai Agustus 2019 menyebutkan, di Indonesia terdapat 28.194 pondok pesantren yang tersebar di seluruh provinsi dengan total 4.290.626 santri. "Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren," tandas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, pada acara Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru (WUB) Santri di lima kabupaten yang dilakukan secara daring, Selasa (28/7).

Kegiatan ini melibatkan enam pesantren di lima kabupaten, yakni Kabupaten Jombang, Pasuruan, Sukabumi, Bantul dan Sleman. Dari DIY yang mendapatkan fasilitasi dari Ditjen IKMA Kemenperin adalah PP Assalafiyyah Terpadu II Mlangi Sleman dan PP Al-Imdad Pajangan Bantul.

Gati Wibawaningsih mengatakan, wirausaha memegang peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional, mulai dari menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta terciptanya masyarakat adil dan makmur.

Ini tugas dan tanggung jawab bersama antara Pemerintah dengan masyarakat, terutama bagi para santri untuk bersama-sama membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih baik. "Karena itu saya mendorong agar para santri selepas lulus dari pondok pesantren tidak hanya menjadi guru di musala atau masjid tapi juga menjadi seorang santripreneur," harapnya.

Untuk mendukung hal tersebut, Kemenperin telah menyiapkan model Penumbuhan Wirausaha Industri Baru dan Pengembangan Unit Industri di lingkungan pondok pesantren atau dikenal dengan Program 'Santri Berindustri'. Program ini untuk menumbuhkan dan mengembangkan unit industri dan wirausaha industri baru di pondok pesantren melalui pengembangan unit industri yang telah ada dan/atau menumbuhkan unit industri baru, serta pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren menjadi wirausaha industri baru melalui kompetensi teknis produksi, jejaring, dan manajemen.

Hingga kini telah dibina 73 pesantren dengan kegiatan pelatihan bimbingan teknis produksi, bantuan mesin/peralatan antara lain di bidang olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim dan seragam, daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair, kosmetik dan home care, paving block, dan lain-lain.

Pengurus PP Assalafiyyah II Mlangi Ahmad Afif Muzazin dan Yazidul Choir bersyukur pesantrennya mendapatkan fasilitasi dari Kemenperin berupa peralatan konveksi yang cukup lengkap. "Fasilitasi peralatan konveksi ini sangat mendukung upaya kami dalam mengembangkan berbagai unit usaha, khususnya di bidang konveksi bersama mitra pesantren," kata Afif.

Ia berharap, dengan berbagai fasilitasi seperti ini, pesantren benar-benar dapat menghasilkan generasi muda yang mumpuni di bidang keagamaan maupun wirausaha. "Santripreneur memang menjadi salah satu yang dikembangkan di sini," katanya. (San)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X