SLEMAN, KRJOGJA.com - Cuitan bernada kasar dan sexis yang diunggah dosen muda Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Aditya Revianur mendapat perhatian dari pihak universitas. Sebelumnya, Alumni Prodi Arkeologi 2004 FIB UGM juga mengirimkan surat terbuka meminta Aditya meminta maaf atas aktivitas di media sosial yang dinilai menciderai nilai-nilai UGM.
Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr Iva Ariani mengatakan pihak kampus sudah mengetahui terkait cuitan salah satu staf pengajar dari Prodi Arkeologi tersebut. Pihak kampus menurut Iva sedang mencermati kegiatan dosen Aditya Revianur di media sosial yang akhirnya mengundang perhatian banyak orang karena dinilai bermuatan negatif.
“Universitas belum bisa banyak berkomentar, kami akan mencermati dahulu secara detail kasus ini. Kami akan melihat kasus ini dari aturan tata perilaku,†ungkap Iva ketika dihubungi KRjogja.com Senin (15/6/2020) petang.
Meski begitu Iva menyatakan bawasanya perilaku dosen dan pegawai memang diatur dalam peraturan universitas. Apabila ada pelanggaran, pihak universitas menurut Iva akan memberikan sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan. “Prinsipnya, tata perilaku dosen dan pegawai itu ada aturannya. Kita akan mencermati kasus ini,†sambung Iva.
Sebelumnya, Ketua Alumni Prodi Arkeologi 2004 FIB UGM, Irsyad Martias ketika dihubungi KRjogja.com menjelaskan surat terbuka yang ditujukan untuk Aditya Revianur karena cuitan viral di Twitter. Alumni menilai, cuitan Aditya tidak mencerminkan nilai-nilai orang yang berpendidikan tinggi dan bertentangan dengan profesinya sebagai seorang dosen.
“Pernyataan viral yang bersangkutan di Twitter bersifat provokatif, feodal, arogan, kasar dan cenderung sexis. Kami Alumni Prodi Arkeologi 2004 FIB UGM mengecam keras tindakan saudara karena postingan di akun Twitter yang sudah dinonaktifkan tidak mencerminkan nilai-nilai orang berpendidikan tinggi terlebih profesi anda seorang pengajar atau dosen,†ungkap Irsyad. (Fxh)
