SLEMAN, KRJOGJA.com - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) DIY memastikan ketersediaan pasokan gula pasir 'Si Manis' aman yang mencapai 720 ton aman memenuhi kebutuhan masyarakat DIY dan sekitarnya menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ketersediaan stok gula pasir tersebut tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat semata, namun sekaligus memenuhi keterjangkaun dan stabilisasi harga gula pasir agar mendekati harga acuan yang ditetapkan pemerintah.
Kepala Kanwil Perum Bulog DIY Juaheni yang akrab disapa Jojo mengatakan Bulog mempunyai tiga pilar yang harus dipenuhi yaitu ketersediaan, keterjangkuan dan stabilisasi. Termasuk gula pasir, pihaknya sudah menyiapkan ketersediaan gula pasir sebanyak 720 ton yang tinggal 60 ton belum masuk ke Gudang Bulog DIY. Stok gula pasir ini dikemas di Gudang Bulog dengan merek 'Si Manis' yang dipasarkan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula pasir sebesar Rp 12.500/Kg.
"Cukup lumayan posisi 'Si Manis yang saat ini baru booming karena harga gula pasur di luar bisa mencapai Rp 16.000 hingga Rp 17.000/Kg. Kita harus memberikan harga yang terbaik karen HET-nya kan Rp 12.500/Kg, kita tetap berpedoman pada harga itu dalam melakukan distribusi maupun operasi pasar gula pasir," tutur Jojo saat ditemui di Gudang Perum Bulog Kalasan Sleman, Senin (18/05/2020).
Jojo menyampaikan stok gula pasir tersebut telah didistribusikan ke Rumah Pangan Kita (RPK), kios Segoro Amarto maupun pedagang pasar supaya harga gula pasir dipasaran segera turun. Disamping itu, pihaknya bekerjasama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menggelar operasi pasar gula pasir sejak pekan lalu yang langsung disalurkan per kecamatan.
"Karena posisi dan kondisinya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, operasi pasar gula pasir tidak bisa dilakukan secara bergerombol dan berkerumun sehingga harus ada jaga jarak fisik (physical distancing). Untuk itu, kami berkerjasama dengan RPK dan pedagang pasar dropingnya, bisa di cek ke lokasi langsung," tuturnya.
Pihaknya mengaku bakal mendapat tambaha stok gula pasir kembali paska lebaran dari pusat. Sebelumnya Pemerintah pusat sudah melakukan impor raw sugar sebesar 29.750 ton, namun diutamakan pendistribusiananya di daerah di luar Pulau Jawa. Provinsi di Pulau Jawa, termasuk DIY akan mendapatkan alokasi gula impor tersebut paska Lebaran karena Pemerintah membuka kran impor raw sigar tahap kedua nantinya.
"Stok gula pasir kita sebanyak 720 ton aman hingga Lebaran, setelahnya kita tetap akan mengupayakan pasokan gula pasir segera masuk ke DIY dari impor gula yang dilakukan Pemerintah pusat. Dari stok tersebut sebanyak 375 ton sudah kami distribusikan termasuk digunakan untuk operasi pasar," tandas Jojo.
Perum Bulog DIY juga berusaha melakukan stabilisasi harga gula pasir dengan menggelontorkan gula pasir seharga Rp 12.500/Kg. Sebelumnya, harga gula pasir betah mahal atau bertahan tinggi karena stoknya tidak banyak dan di satu sisi panen tebu baru terjadi sekitar Juni sehingga baru bisa produksi setelah itu. Harapnya gula pasir bisa turun setelah lebaran seiring musim panen tebu dan produksi.
"Kami berharap setelah dilakukan distrubusi dan operasi pasar gula pasir maka harga jualnya di pasaran bisa berangsur-angsur turun setidaknya mendekati harga acuan. Kita tidak mungkin menekan harga gula pasir secara dratis setidaknya harga saat ini sudah mengalami penurunan dari harga sebelumnya dikisaran Rp 18.000 hingga Rp 19.000/Kg di pasar tradisional," jelas Jojo.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto menambahkan pihaknya terus melakukan operasi pasar gula pasir hingga harganya paling tidak mendekati harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Operasi pasar gula pasir ini sebelumnya telah dilakukan di Kota Yogyakarta sebanyak 6 ton pada Jumat (15/05/2020) lalu.
“Kami gelontorkan gula pasir untuk operasi pasar dan supply untuk ritel lokal kurang lebih 50 ton. Kita akan terus operasi pasar gula pasir sampai harga nornal Rp 12.500/Kg," pungkas Yanto. (Ira)