SLEMAN, KRJOGJA.com - Dari 1.500 kuota yang disiapkan untuk menjalani uji rapid test, hanya 1.422 warga yang mendaftar. Selanjutnya mereka akan menjalani uji rapid test di GOR Pangukan secara bertahap. Untuk mengantisipasi lonjakan hasil rapid test reaktif, Pemerintah Kabupaten Sleman menyiapkan shelter Asrama Haji di Mlati, Sleman sebagai lokasi isolasi.
Bupati Sleman, Sri Purnomo menerangkan jika ada hasil uji rapid test pengunjung Indogrosir yang reaktif akan dijemput Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan diisolasi di shelter Asrama Haji. Hari berikutnya kemudian dilakukan swab tenggorakan dan jika hasilnya positif kemudian akan dibawa ke rumah sakit.
"Kalau hasil uji rapid test hasilnya negatif, yang bersangkutan kami imbau tetap mekaksanakan isolasi mandiri selama 14 hari," ungkap Sri Purnomo saat memantau pelaksanaan uji rapid test hari pertama di GOR Pangukan, Selasa (12/05/2020).
Setelah pelaksanaan uji rapid test pekan ini, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sleman akan melaksanakan uji rapis test lagi gelombang kedua pada 19 hingga 21 Mei mendatang. Rapid test gelembong kedua ini untuk memastikan lagi hasilnya benar-benar negatif.
Sri Purnomo berharap, misal ada hasil reaktif tidak lebih dari 10 persen sehingga masih bisa tertampung di shelter Asrama Haji semuanya. Sedangkan lokasi alternatif tempat isolasi akan dibuka jika yang pertama (Asrama Haji) sudah penuh.
"Untuk jaringan rumah sakit di Sleman belum penuh masih ada 30 persen. Jumlah ini akan kita optimalkan. Mudah-mudahan Asrama Haji belum penuh dengan begitu yang reaktif dibawah estimasi kita," tandas SP. (Aha)