Petugas Dekotaminasi Hingga Pemakaman Ikut Rapid Test, Bagaimana Hasilnya?

Photo Author
- Kamis, 7 Mei 2020 | 02:13 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Pasukan Tim Reaksi Cepat (TRC), petugas dekotaminasi (penyemprotan) dan petugas pemakaman jenazah dari BPBD Kabupaten Sleman dilakukan Rapitest, Rabtu 6 Mei 2020 di Aula Unit I Pemkab Sleman.

Menurut Joko Supriyanto Kepala Pelaksana BPBD Sleman kegiatan ini untuk meyakinkan tidak ada reaktif covid-19 bagi petugas yang berada digarda depan. Ada 61 orang yang di test dari total petugas sekitar 70 orang dan sepuluh hari ke depan akan dilakukan test ulang yang kedua kalinya. Hal ini dilakukan karene mereka ini bertugas di garda depan yang selalu terjun lapangan sehingga betul-betul dipastikan tidak ada yang terkena covid-19. Selain itu agar dalam bertugas tidak membahayakan masyarakat dan keluarganya.

Dijelaskan oleh Joko para petugas ini setiap hari melakukan kegiatan penyemprotan dan pemakaman jenazah masyarakat umum yang meninggal bukan karena positif covid-19 namun karena ada ketakutan dari masyarakat untuk memakamkan jenazah hal inilah yang diambil alih oleh petugas dengan standar pemakaman Covid-19. Namun petugas ini juga siap bila sewaktu-waktu ditugaskan untuk memakamkan jenazah covid-19 karena sudah dilakukan pelatihan.

Menurut Joko sebenarnya protap pemakmaan penanganan jenazah korban covid-19 dari rumah sakit sudah aman dari virus sehingga tidak mungkin para petugas terkontaminasi karena petugas juga menggunakan APD komplit. Hal ini tidak perlu ditakutkan oleh masyarkat dan tidak perlu ada penolakan jenazah korban positif covid-19 maupun meninggal yang bukan covid-19.

Sementara itu Sigit salah satu petugas pemakaman jenazah mengatakan awalnya melaksanakan tugas merasa takut dan was-was karena punya keluarga namun dari keluarga dan para tetangga juga mendukung dalam tugas ini sehingga memantapkan dirinya dalam melaksanakan tugasnya, Dirinya saat ini juga membatasi dalam pergaulan di lingkungan sehingga lingkungan juga tidak merasa khawatir dapat tertular.

Walaupun dalam bertugas sudah dilengkapi APD lengkap, namun untuk kehati-hatian saja. Pada awal memakai OPD dirinya merasa cukup gerah tetapi karena ketugasan mewajibkan memakai APD, lama kelamaan bisa terbiasa dan bisa tahan sehingga tidak menggangu dalam melaksanakan tugas di lapangan.

Setelah selesai dilakukan rapitest menurut dr. Joko Hastaryo, M.Kes. Kepala Dinas Kesehatan kesemuanya hasilnya negative dan hal melegakan semua pihak dan petugas dapat melaksanakan tugasnya kembali dengan penuh semangat. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X