SLEMAN, KRJOGJA.com - Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Sleman tercatat mencapai 41 hingga Sabtu (25/4/2020) hari ini dengan tambahan kasus positif pria 60 tahun dan WNA India 48 tahun. Dokter dan perawat menjadi garda depan untuk menyembuhkan para pasien agar bisa kembali pada keluarga seperti sediakala.
Namun, ternyata bukan hanya dokter dan perawat yang punya peran besar dalam prosedur kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini. Ada sosok-sosok yang tampaknya bergerak dalam senyap namun punya perjuangan yang tak bisa dikesampingkan begitu saja yakni para Relawan dan PMI.
KRjogja.com berbincang dengan Septiyadi Pityanta, Humas Satgas Covid-19 PMI Sleman yang turun langsung ke lapangan dalam semua proses yang dihadapi. Septiyadi menceritakan pengalaman luar biasa yang dijalani bersama rekan-rekannya selama masa tanggap darurat.
Salah satu konsekuensi yang harus dihadapi ketika para relawan adalah tidak bisa bertemu keluarga di rumah. Mereka hanya punya waktu 2-4 jam saja pulang dan itupun akan digunakan untuk mengganti stok pakaian bersih dan mencuci pakaian lama.
“Kami tidak berani berdekatan dengan anak. Padahal ya pengen nyium dan nguyel-uyel anak, kangen banget lah rasanya. Kami sudah hampir sebulan ini bertugas. Tapi bagaimana, kami sadar bisa saja membawa virus ke rumah, akhirnya ngampet dulu demi kebaikan mereka. Kami bahkan minta orang rumah itu menaruh pakaian ganti di pagar, nanti diambil lalu pergi lagi,†tukas Septiyadi mewakili rasa 10 rekannya yang lain.
Melihat masih tingginya kasus positif di Kabupaten Sleman, para relawan pun berharap masyarakat untuk menaati himbauan agar sebisa mungkin berada di rumah saja dan tak membuat kerumunan. “Apa yang kumpul-kumpul misalnya sepedaan berkelompok atau masih nongkrong-nongkrong itu mau gantian dengan kami di sini, ya kami berharap jangan ngeyel dulu, biar pandemi ini segera usai,†pungkas Septiyadi. (Fxh)