SLEMAN, KRJOGJA.com - Selain pelacakan orang yang pernah kontak dekat dengan pasien positif Covid-19, salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran virus Korona di Indonesia adalah dengan memperbanyak kapasitas tes. Dengan begitu, orang-orang yang mengalami gejala ringan Covid-19 bisa segera ditangani, baik lewat karantina mandiri atau Rumah Sakit (RS).
Koordinator Tim Respons Covid-19 Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Riris Andono Ahmad MPH PhD menjelaskan kapasitas tes itu penting untuk ditingkatkan guna mengurangi transmisi virus. â€Untuk mengetahui apakah orang itu terpapar virus Korona atau tidak, maka perlu tes. Sehingga, mereka bisa dikarantina lebih awal,†katanya.
Penanganan yang lebih awal akan memperkecil kemungkinan masyarakat lain ikut terpapar. Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, per 2 April 2020, Indonesia sudah menguji 7.193 spesimen.
Angka ini berbeda jauh dengan negara tetangga, Malaysia yang sudah menguji 45.378 spesimen hingga tanggal yang sama. Jika dibandingkan dengan Korea Selatan, negeri ginseng itu sudah melakukan 431.743 tes sejak 3 Januari hingga 2 April 2020.
â€Kendalanya adalah karena ini virus baru, jadi belum tersedia alat tes dari pabrik di pasaran. Juga, model tes dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) itu biasanya hanya digunakan untuk penelitian, bukan untuk layanan publik. Padahal, riset itu juga kapasitasnya kecil dan bersifat proyektif, tidak dalam skala besar. Permasalahannya di situ,†bebernya.
Ia mengatakan, agar kesehatan masyarakat terjamin, kapasitas tes itu perlu ditingkatkan, setidaknya 10 kali lipat dari jumlah yang sudah ada. â€Kalau tidak ditingkatkan, kita tidak bisa mengetes orang dengan gejala ringan. Bahkan akan ada banyak orang yang tidak terdeteksi. Sekarang, yang dites itu memang cukup spesifik, yakni mereka yang memiliki gejala cukup parah, tak heran angka positifnya cukup tinggi. Kurangnya kapasitas tes itu membuat penyebaran virus semakin tak terkendali,†katanya.
Ia menilai, ini bukan saatnya menyalahkan pemerintah, meski pemerintah sendiri tak segera menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk menghalau virus ini masuk ke Indonesia di awal tahun 2020.
Sementara, Ketua Covid-19 Crisis Centre Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dr Priyo Sudibyo MKes SpS mengingatkan agar masyarakat tetap mengupayakan kebersihan diri dan mendukung gerakan social distancing dan physical distancing. Sehingga, penyebaran virus Korona tak menjadi lebih masif. (R-1)