Catat! Besok Kirab 1.000 Bregada Tumpeng di Desa Condongcatur

Photo Author
- Sabtu, 29 Februari 2020 | 21:10 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Pemerintah Desa Condongcatur Depok Sleman akan menggelar Kirab 1.000 Bregada Tumpeng dan Festival Tumpeng Nusantara pada Minggu, (1/3), mulai pukul 08.00 WIB. Kirab bregada akan melibatkan barisan 1.000 prajurit bregada dengan membawa 1.000 tumpeng. Parade dimulai dari Balai Desa Condongcatur menuju Taman Kuliner Condongcatur.

"Bregada tumpeng ini akan dicatat oleh Rekor Museum Dunia Indonesia (MURI)," terang Kepala Desa Condongcatur Reno Candra Sangaji didampingi panita lain kepada wartawan disela gladi bersih di Balai Desa Condongcatur, Kamis (28/2) malam.

Menurut Reno, kirab barisan 1.000 prajurit bregada ini unik dengan mengenakan beragam seragam khas prajurit kraton. Setiap prajurit akan membawa tumpeng yang dipersembahkan untuk Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X dan rakyat yaitu semua warga masyarakat yang hadir dalam kegiatan. "Nanti juga akan ada 2 gunungan berupa sayuran dan buah-buahan sumbangan dari para pedagang Pasar Kolombo, untuk diperebutkan," katanya. Acara akan dipandu MC Dalijo Angkirng dan Yanti Lemu.

Selain kirab bregada tumpeng, juga akan diadakan festival (lomba) tumpeng memperebutkan Piala Raja. Lomba tumpeng terbuka untuk umum, masyarakat se-DIY. Tumpeng berupa nasi kuning beserta lauk dan garnis seharga Rp 125.000. Kriteria lomba meliputi cita rasa, aroma masakah, kreativitas penyajian, sehat dan higienis, kesesuaian tampilan tumpeng dengan tema dan komposisi serta kalkulasi harga. "Lomba tumpeng menyediakan hadiah total Rp 10 juta," katanya.

Dijelaskan Reno, kegiatan Kirab 1.000 Bregada Tumpeng dan Festival Tumpeng Nusantara diadakan untuk memperingati 71 tahun Serangan Umum 1 Maret 1949. Selain untuk mengenang perjuangan pahlawan dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia, juga melestarikan warisan budaya peninggalan leluhur yang kaya makna. Kemudian juga untuk meneguhkan semangat kebangsaan dalam bingkai Kebhinnekaan NKRI.

"Tumpeng ini sarat dengan makna, manusia diingatkan akan kekuasaan Sang Pencipta Alam, pentingnya menjaga keharmonisan dengan alam dan mempelajari nilai-nilai hidup darinya, serta mempertahankan asas gotong-royong, urip tulung tinulung dan nandur kebecikan, males budi yang menjadi dasar kerukunan dan keharmonisan hidup bermasyarakat," pungkasnya. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X