SLEMAN, KRJOGJA.com - Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia mengawali rangkaian kampanye Hari Pangan Sedunia 2018 atau 2018 World Food Day dengan menggandeng komunitas Masak Akhir Pekan (MAP). Setelah di Bandung Jawa Barat, kampanye yang mengambil tema 'Road to Zero Hunger: 2030 sampai di Yogyakarta. Tepatnya di lahan FAO Mina Padi Padukuhan Cibuk Kidul Desa Margoluwih Seyegan Sleman, Kamis (30/8/2018).
Kegiatan dimeriahkan dengan pa masak bersama antara komunitas MAP, media, petani dan FAO dengan bahan baku ikan nila yang dipanen dari hasil mina padi. Untuk menu masakan diambilkan dari buku Mustirasa. Buku tersebut berisi 1.123 resep menu nusantara yang diterbitkan tahun 1960 atas inisiasi Presiden Pertama Indonesia Soekarno.
Harriansyah selalu Information Resources FAO Indonesia mengatakan, ada lima kota besar di Indonesia yang menjadi lokasi kampanye ini. Bandung, Yogyakarta, Kendari, Jakarta dan berakhir di Kalimantan Selatan tempat peringatan puncak Hari Pangan Sedunia 2018 diselenggarakan.
"Isu pangan itu menarik. Pasalnya Indonesia sebagai negara penghasil pangan cukup besar, ternyata masih ada warganya yang mengalami krisis pangan," ujarnya.
Disisi lain, kecenderungan masyarakat juga kurang bijak dengan makanan. Contohnya, saat mendatangi sebuah acara. Mereka mengambil makanan dengan porsi cukup besar. Namun tidak semuanya dihabiskan, sehingga sisa dan dibuang.
Perwakilan komunitas MAP Hardian Eko Nurseto mengatakan, komunitas ini ingin mengajak masyarakat untuk mengembalikan fungsi dapur yang sudah lama ditinggalkan. Di dapur menurut Dian, tempat interaksi keluarga untuk menciptakan masakan yang sehat dan bergizi.
"Kita mengajak khususnya anak muda untuk mau kembali ke dapur. Setidaknya setiap akhir pekan. Tentu saja yang dinamakan menggunakan bahan dasar lokal asli Indonesia," imbuhnya.(Awh)