SLEMAN, KRJOGJA.com - Hingga pertengahan Bulan Februari, wilayah Yogyakarta dan sekitarnya sudah masuk puncak musim penghujan. Ini karena curah hujannya berkisar diatas 300 mm perbulan.
Demikian disampaikan Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Yogyakarta Djoko Budiyono, Selasa (6/2/2018). Terkait adanya peningkatan hujan dan angin yang terjadi di Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir, disebabkan beberapa hal. Antara lain adanya penguatan angin baratan yang banyak membawa massa udara basah masuk hingga ke bagian selatan equator.
“Kondisi ini diperkuat dengan munculnya beberapa tekanan rendah di Samudera Hindia. Tepatnya di kisaran Australia serta Samudera Pasifik timur. Hal ini juga memicu munculnya konvergensi atau pertemuan angin yang berdampak pada pembentukan awan-awan hujan. Kondisi ini diperkuat dengan temperatur suhu permukaan laut di Indonesia yang cukup hangat berkisar 28-30 C, sehingga ikut berkontribusi menyuplai uap air,†jelasnya.
Joko juga menjelaskan hasil analisis cuaca tim BMKG menunjukkan, kecepatan angin diselatan jawa termasuk Yogyakarta berkisar 5-15Â knot. Itu termasuk kategori sedang. Selain jika melihat dinamika atmosfer dan laut diatas maka wilayah Yogyakarta dan sekitarnya berpotensi muncul hujan yang disertai petir dan angin kencang.
“Setidaknya ini perlu diwaspadai dalam 2-3 hari kedepan. Kami menghimbau kepada masyarakat agar waspada terhadap potensi hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang serta papan reklame roboh,†ujarnya.
Ketika ada hujan deras yang disertai petir ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Jangan berlindung di bawah pohon, matikan barang barang elektronik bila petir datang dan waspada ketika sedang berada di tanah lapang. Untuk antisipasi terakhir, diharapkan untuk tetap meningkatkan kesiapsiagaannya. Juga menyiapkan langkah antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi yg dapat muncul.(Awh)
Baca Juga: Ciliwung Meluap, Warga Jakarta Mengungsi