SLEMAN, KRJOGJA.com - Gusdurian beberapa waktu terakhir melakukan pemetaan wilayah yang rawan ujaran kebencian di pilkada serentak 2018. Hasilnya, pilkada Jawa Barat dianggap paling rawan terhadap ujaran kebencian.
Koordinator Gusdurian, Alissa Wahid mengatakan pemetaan potensi dilakukan melalui konten-konten dunia maya. Arus pembicaraan yang dilakukan para netizen mengarahkan daerah tersebut berwarna merah atau dengan kata lain rawan memainkan ujaran kebencian sebagai langkah politik.
“Berdasar pemetaan melalui capture arus pembicaraan online di dunia maya, Jawa Barat menjadi daerah yang berwarna merah. Ujaran kebencian di Jawa Barat potensinya paling tinggi dibandingkan daerah lain,†ungkapnya pada wartawan Rabu (3/1/2018).
Menurut puteri almarhum Gus Dur tersebut, ujaran kebencian yang digunakan masih mengarah pada sentimen agama. “Sebagian besar ujaran kebencian mengandung unsur sentimen agama, termasuk di dalamnya membawa kesukuan, etnis dengan membawa-bawa ayat Quran,†sambungnya.
Potensi-potensi seperti ini dirasa menjadi sumbu penyulut perpecahan bangsa yang harus diperhatikan oleh semua kalangan termasuk penegak hukum. “Gubernur atau politisinya sudah terpilih tapi sampah kebenciannya masih terjadi, kita semua harus berkaca pada Pilkada DKI Jakarta. Kita harus cegah, caranya dengan memperbanyak pertemuan lintas elemen agar masyarakat menjadi solid,†lanjutnya.
Selain di Jawa Barat, Gusdurian juga memetakan potensi lain yakni di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera, dari Lampung hingga Riau. Kemudian diikuti daerah Kalimantan Barat terutama Kota Pontianak dan untuk daerah dengan kategori sedang ujaran kebencian ada di kawasan Makassar dan tapal kuda di Jawa Timur. (Fxh)