SLEMAN, KRJOGJA.com - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Senin (6/11/2017) menggelar seminar nasional bersama mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Mengusung tajuk Implementasi Sistem Keamanan Nuklir Berbasis Security, BAPETEN mengajak para mahasiswa generasi IT mempelajari sistem informasi keamanan nuklir untuk mencegah manipulasi data yang bisa merugikan masyarakat.
Prof Jazi Eko Istiyanto, Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang juga Guru Besar Ilmu Komputer UGM mengatakan pemanfaatan nuklir untuk kehidupan manusia bukan lagi hal yang luar biasa saat ini. Namun, di era teknologi (zaman now) saat ini penggunaannya rentan disalahgunakan yang tak tak jarang dampaknya merugikan masyarakat.
“Misalnya saja di unit radiologi rumah sakit, BAPETEN memiliki fungsi inspeksi untuk perijinannya yang saat ini datanya digital, tapi kemudian sangat mungkin dimanipulasi oleh oknum tak bertanggungjawab (hacker). Misalnya sebenarnya data hasil inspeksinya merah (tidak layak/tanpa ijin) kemudian diganti hijau (layak dan baik) kan sangat berbahaya dan masyarakat yang dirugikan,†ungkapnya.
Di sisi lain BAPETEN juga mengungkap bahwa selama ini Indonesia masih sangat rentan dimasuki barang-barang berteknologi nuklir karena di pelabuhan-pelabuhan belum memiliki peralatan memadahi untuk mengecek secara terintegrasi. Hal inilah yang lantas membuat BAPETEN mengajak pihak kampus untuk mengarahkan mahasiswa melakukan penelitian pada sistem keamanan nuklir berbasis cyber security.
“Saat ini tenaga ahli kami masih sangat kurang, karena itu kami datang ke UIN dan nanti ke kampus lain meminta agar topik ini ‘dikeroyok’ bersama agar kedepan negara kita aman dari upaya penyalahgunaan teknologi nuklir yang sebenarnya sangat membantu kehidupan kita selama ini, bisa satu kampus meneliti bagian yang berbeda untuk nantinya bersinergi. Kita tentu saja tak mau misalnya ada barang masuk di pelabuhan diakui sebagai mesin fotokopi ternyata mesin pesawat sinar X, inilah mengapa kita butuh banyak orang di bidang sistem keamanan nuklir berbasis cyber security,†sambungnya.
Agung Fatmanto Wakil Dekan Bidang I Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga menambahkan pihaknya sangat mendukung adanya pembangunan awarnes di kalangan mahasiswa tentang keselamatan penggunaan nuklir. “Nuklir ini dibenci tapi dirindukan, dan kami menilai bahwa aspek cyber securitynya itu sangat perlu sebagai antisipasi penggunaan teknologi nuklir. Karena itu kami bakal bahas dalam topik perkuliahan cyber security khususnya dalam hal keamanan nuklir,†ungkapnya. (Fxh)