YOGYA, KRJOGJA.com - Tuntutan kemandirian energi telah lama menjadi perdebatan bangsa Indonesia. Hal tersebut memantik pertanyaan dari Wakil Ketua Komisi 7 DPR RI yang melingkupi bidang ESDM, Satya Widya Yudha.
"Apa kita mampu? Dan apa benar perlu kita mandiri energi?," tanya Satya dalam Seminar Energi di Balai Senat UGM, Rabu (26/04/2017).
Dia menggambarkan beberapa negara maju di dunia. Jepang misalnya, sebagai negara yang punya industri begitu beragam justru banyak mengimpor energinya dari Indonesia. "Itu yang bisa direfleksikan. Apa sudah benar prioritas kita memanfaatkan energi sekedar jadi komoditas, jadi revenue based (pendapatan)?" ungkapnya.
Satya Yudha kuatir jika Indonesia tetap seperti hari ini, energi bisa menjadi kutukan. Karena ketika bahan tambang habis, lingkungan yang terbengkelai bisa saja ditinggalkan.
"Daerah tersebut bisa jadi ghost town dan masyarakat lokal yang sengsara. Perlu menggunakan energi sebagai multiplier effect. Pengembangan industri dan menarik investasi harus menjadi prioritas utama," ujarnya.
Dia menambahkan  pemenuhan energi bisa dilakukan melalui kooperasi dengan dunia internasional. Baik dalam menarik asing untuk investasi energi di Indonesia, maupun berinovasi dengan dukungan dunia akademik. (Mg-21)