SLEMAN (KRjogja.com) - Peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober yang memasuki tahun kedua dianggap terlalu berorientasi pada organisasi Nahdlatul Ulama (NU) saja dibuktikan dengan penyelenggaraan yang selalu dikover salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Pernyataan tersebut buru-buru disanggah oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin yang membuka Pekan Kreatifitas Santri Nasional di Halaman Maguwoharjo Stadium Rabu (26/10/2016).
Lukman mengatakan, selama ini pondok pesantren yang menjadi ruang menimba ilmu agama memang hampir semua dikelola oleh masyarakat NU. Namun, ia tak setuju bila Hari Santri Nasional hanya menjadi milik NU saja.
"Saya tegaskan kembali bahwa santri itu bukan milik NU saja, tapi milik kita semua yang cinta tanah air dan keindonesiaan. Memang selama ini ponpes banyak dikelola NU, tapi tak lantas santrinya hanya milik NU saja," ungkapnya.
Pemerintah menurut Menag akan membuktikan hal tersebut dengan mendukung penuh keberadaan pondok pesantren melalui regulasi dan kebijakan. "Agar pondok pesantren bisa semakin meningkat kapasitasnya untuk sumbangsih masyarakat Indonesia, bukan hanya NU saja," imbuhnya.
Menag juga menyampaikan apresiasinya di mana pendidikan pondok pesantren kini tak hanya menyentuh sisi keagamaan Islam saja namun juga sisi keindonesiaan. "Tadi saya tanya jawab dengan duta santri nasional dan jawabannya sangat cerdas dan terbuka, tak menutup kemungkinan kedepan semakin banyak orang besar Indonesia muncul dari pesantren," pungkas Lukman. (Fxh)