SLEMAN (KRjogja.com) - Kejaksaan Negeri (Kejari) Sleman telah menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) perkara dugaan penyimpangan dana rekontruksi gempa bumi di Dusun Sembego Maguwoharjo. Sedangkan perkara dugaan penyimpangan proyek pembangunan sheter bagi korban Erupsi Merapi 2010 di Tirtomartani Kalasan masih dalam proses penyidikan.
Kajari Sleman Dyah Retnowati Astuti SHÂ MH menjelaskan, perkara dana rekonstruksi gempa bumi dengan tersangka Mujab Raharjo itu merupakan tunggakan tahun 2015. Setelah dilakukan ekspos, ternyata tidak ditemukan adanya alat bukti melawan hukum maupun kerugian negara.
"Begitu tidak ditemukan alat bukti dugaan korupsi, perkara kami hentikan. SP3 kami terbitkan 23 Maret 2016 dengan No B-1379/0.4.14/Fd1/03/2016," kata Dyah, Jumat (22/07/2016).
Dikatakan, memang saat itu tersangka bersama istri dan anaknya mengajukan bantuan dengan kategori kerusakan sedang. Setelah diverifikasi, ternyata semuanya mendapatkan bantuan. Namun dalam perjalanan waktu, bantuan yang untuk istri dan anaknya diberikan kepada warga yang tidak mendapatkan bantuan dan sisanya digunakan pembangunan musola. "Awalnya kami melihat, bantuan itu digunakan oleh tersangka dan keluarganya. Namun ternyata diserahkan ke warga dan untuk pembangunan musola sehingga tidak ada kerugian negara, " ujarnya.
Untuk kasus rehab rekon erupsi Merapi dengan tersangka Tw selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Usp selaku konsultan pengawas dan Wb sebagai kontraktor masih dalam proses penyidikan. Beberapa hari yang lalu, pihaknya juga baru saja menerima hasil penghitungan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Baru tiga hari ini kami terima dan hasilnya belum kami pelajari. Nanti akan kami tindaklanjuti minggu depan. Soalnya perkara ini sudah cukup lama menjadi tunggakan di Kejari Sleman, " katanya. (Sni)
