SLEMAN (KRjogja.com) - Siswa kelas IX MTs Yapi Pakem Sleman, Asahied Nangcik (15) menciptakan produk inovatif yakni briket dari bahan tongkol jagung (togung), sebagai alternatif bahan bakar pengganti arang kayu. Keunggulan briket togung ini, selain lebih tahan lama, juga ekonomis.
Menurut Sahid, ide memanfaatkan limbah togung dijadikan briket, berawal dari banyaknya limbah togung di daerahnya yang tidak termanfaatkan dan hanya terbuang percuma.
"Setelah mendapat bimbingan dari guru, saya mulai percobaan," terang Sahid kepada KRjogja.com, Rabu (22/6/2016).
Dijelaskan, pengolahan togung dimulai dengan mensangrai togung diatas wajan yang telah diberi pasir, hingga hangus. Setelah itu ditumbuk sampai halus dan dicetak menggunakan bambu. Agar merekat kuat, dicampur adonan tepung tapioka/kanji. Tahap terakhir dijemur hingga kering. Saat dicoba, panas yang dihasilkan briket togung sama dengan arang kayu. Kelebihannya, briket togung lebih tahan lama saat dibakar dibanding arang kayu, karena pori-porinya lebih padat. Selain itu, ukuran briket togung seragam sehingga mudah ditata. "Briket togung ini lebih ekonomis," ujarnya.
Kedepan briket togung ini akan terus dikembangkan. Disamping akan diproduksi massal dan dipasarkan, juga akan diujicoba pemberian aromaterapi dalam briket agar asap yang dihasilkan bisa beraroma, tanpa mengurangi kualitas masakan. "Inginnya kita tambah aroma jahe supaya bau asapnya sedap," katanya.
Kepala Sekolah MTs Yapi Pakem Suharijanto MSc mengatakan, pihak sekolah mendukung penuh prestasi siswa dibidang penelitian dengan memberikan pendampingan pemanfaatan teknologi tepat guna. Bahkan, pihak sekolah sering mengundang mahasiswa dari perguruan tinggi untuk membagikan ilmu dan pengalaman kepada siswa-siswanya. "Pengembangan teknologi tepat guna ini sangat baik untuk membuka wawasan siswa," pungkas Suharijanto. (R-2)
