Krjogja.com - SLEMAN - Sejarah baru, Prof Dr Ir Th Listyani Retno Astuti ST MT PhD dan Prof Dr Ir Ratna Kartikasari ST MT dikukuhkan oleh Dr Ir Setyo Pambudi MT selaku Rektor Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) sebagai guru besar di Hotel Sahid Raya, Babarsari, Sleman, Rabu (30/08/2023). Sebelumnya dibacakan surat keputusan Mendikbudristek tentang pengangkatan guru besar, pembacaan profil serta pidato ilmiah kedua guru besar.
Prof Dr Ir Th Listyani Retno Astuti menyampaikan pidato ilmiah pengukuhan guru besar bidang Teknik Geologi pada Fakultas Teknologi Mineral ITNY berjudul Hidrokimia/Isotop Airtanah: Mengungkap Genetik (Asal-usul/Proses) Airtanah.
Baca Juga: Kampung Harapan Kalikondang Juara l LKJ 2023
Prof Dr Ir Ratna Kartikasari ST MT menyampaikan pidato ilmiah pengukuhan guru besar bidang Teknik Mesin pada Fakultas Teknologi Industri ITNY. Pidatonya berjudul 'Panduan Fe-Al- Mn Kandidat Pengganti Baja Tahan Karat Konvensional Sebuah Peluang dan Harapan'. Hadir pula dan memberi sambutan Ir H Supatno selaku Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Teknologi Nasional (YPTN), Kepala Lembaga Layanan Dikti (LLDikti) Wilayah V Prof drh Aris Junaedi.
Ir H Supatno dan Rektor ITNY Dr Setyo Pambudi, keduanya merasa terharu dan bangga."Sejak berdiri STTNas kemudian berubah jadi ITNY, pengukuhan 2 guru besar ini menjadi sejarah baru. Pengukuhan 2 guru besar sebagai inspirasi bagi dosen yang lain. Sekarang ini, sudah ada 5 dosen percepatan guru besar ITNY," ucap Setyo Pambudi terus terang.
Baca Juga: Kadin DIY Dukung Pemasaran Produk UMKM
Sementara itu, Prof Listyani dalam orasi ilmiah antara lain menyebutkan, studi tentang genetik airtanah merupakan bagian dari studi sumber daya airtanah yang perlu dilakukan untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bagi manusia. "Kebutuhan airtanah semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk di dunia, eksplorasi sumber daya airtanah akan selalu dibutuhkan," ujarnya.
Ditegaskan, ilmu hidrokimia maupun hidroisotop sangat membantu dalam eksplorasi ini, untuk mengetahui sumber air, proses yang terjadi dalam sistem airtanah, hingga berguna untuk mendeteksi berbagai sumber pencemar dan berbagai masalah yang dihadapi terkait airtanah.
Sedangkan Prof Ratna dalam orasi ilmiah antara lain mengatakan, dari kajian Fe-Al-Mn sangat layak menjadi kandidat pengganti baja tahan karat Fe-Cr-Ni. "Beberapa keunggulan, yakni murah dari segi bahan baku dan industri kecil menengah hingga industri baja strategis dapat memproduksi baja ini," ujarnya.
Baca Juga: Mulai Kurangi Galau, Ternyata Ini Manfaat Tertawa Bagi Jantung
Berbagai keunggulan sifatnya adalah tergantung pada pengaturan komposisi, panduan ini sebagai kandidat baja ringan karena penurunan densitas yang cukup signifikan dengan pengganti Cr menggunakan Al. Sehingga panduan Fe-Al-Mn juga kandidat material hemat energi. "Beberapa komponen yang telah berhasil saya buat dari berbahagai hibah yang saya terima dari Kemendikbud yakni steering brine injection pump, poros sproket, grinding ball dan terakhir proses uji coba menggunakan plasma nitriding untuk biomaterial." tandasnya.(Jay).