Krjogja.com - SLEMAN - Cabai dan umbi gadung merupakan dua komoditas pertanian yang potensial untuk dioptimalkan pengelolaan dan pengembangannya di Padukuhan Tanjungsari, Kalurahan Sukoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman. Dari cabai, dapat dihasilkan beragam produk olahan di antaranya sambal dalam kemasan yang memiliki nilai jual lebih. Sementara dari umbi gadung dapat diolah menjadi beragam makanan ringan atau camilan misalnya keripik gadung.
Melihat potensi pertanian tersebut, 15 mahasiswa yang tergabung dalam Tim Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), Himpunan Mahasiswa Statistika (Himasta) Fakultas Sains Terapan, Institut Sains dan Teknologi (IST) AKPRIND Yogyakarta, berupaya memberikan pendampingan kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat Tanjungsari, Sukoharjo, melalui Program Desa Wirausaha pengembangan produk hasil pertanian cabai dan umbi gadung, melalui Hibah PPK Ormawa Kemendikbudristek.
"Kami berhasil meraih hibah pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) tahun 2023, dengan program berjudul Peningkatan Ekonomi Masyarakat Padukuhan Tanjungsari, Kalurahan Sukoharjo Melalui Program Desa Wirausaha Pengembangan Produk Hasil Pertanian Cabai dan Gadung. Mitra tersebut dipilih karena memiliki potensi hasil pertanian yang sangat banyak, khususnya umbi gadung dan cabai," ujar Ketua Tim PPK Ormawa Himasta Marsailen Nipu, mahasiswa Jurusan Statistika IST AKPRIND Yogyakarta, Kamis (28/09/2023).
Menurut Marsailen Nipu, beberapa program yang telah dilaksanakan antara lain sosialisasi program, pelatihan produksi, pembuatan media sosial, pelatihan media sosial, pendampingan perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), perbaikan kemasan, hingga melakukan riset pemasaran.
"Program ini dilaksanakan Juli-Oktober 2023, dengan sasaran dua kelompok masyarakat di RW 05 Padukuhan Tanjungsari," katanya.
Ketua Jurusan Statistika Drs Yudi Setyawan MS MSc menyebutkan, kegiatan ini merupakan salah satu program untuk membangun desa melalui penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Selain itu untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam hal kepemimpinan, kerja sama tim, kepedulian sosial, kemampuan berpikir kritis, kreatif, penyelesaian masalah, komunikasi, kolaborasi, dan berliterasi teknologi informasi.
“Yang paling penting lagi sebagai media mahasiswa untuk mengabdikan diri dalam membantu kesejahteraan masyarakat," kata Yudi Setyawan.
Marsailen Nipu menambahkan, sosialisasi program bersama mitra dihadiri Kepala Dukuh Tanjungsari, Ketua RT/RW, dan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT). Pelatihan variasi produk baru dengan peserta anggota KWT Tanjungsari.
Pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan bagi pelaku usaha terkait proses pengolahan gadung dan sambal yang benar, hingga cara memasaknya supaya menjadi camilan dan sambal siap saji yang diminati banyak konsumen.
Selanjutnya kelompok mitra mempraktikkan hasil pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas produk gadung dan sambal siap saji. Mitra juga mendapatkan pendampingan dari Dinas Koperasi dan UKM DIY dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman hingga mendapatkan izin PIRT.
"Kelayakan produk telah diuji lewat riset pemasaran yang menunjukkan konsumen menyatakan puas dan berminat membeli kembali," ungkapnya. (San)