Krjogja.com - SLEMAN - Forum Silaturahmi Kyai Muda dan Gawagis yang berisi kyai serta anak-anak kyai NU di DIY mendeklarasikan dukungan pada pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran, Jumat (8/12/2023).
99 perwakilan dari pondok pesantren seluruh DIY berkumpul di kawasan Jalan Gito-Gati untuk memulai pergerakan memenangkan pasangan capres tersebut.
Fajar Abdul Basyir, Korwil Forum Silaturahmi Kiyai Muda dan Gawagis DIY, mengatakan pihaknya melabuhkan pilihan pada pasangan Prabowo-Gibran karena beberapa alasan seperti sosok yang nasionalis, pengalaman serta komitmen meneruskan program Jokowi.
Hal-hal tersebut sejalan dengan semangat NU yang merasakan lebih baik di era kepemimpinan Jokowi.
"Ini mengapa kami memilih pasangan 02 atau Prabowo-Gibran. Alasannya karena secara personal Prabowo tokoh berpengalaman baik dalam pemerintahan, instansi juga. Prabowo sosok nasionalis, cinta tanah air luar biasa. Ini satu nafas dengan ideologi NU.
Baca Juga: Heboh Penemuan Kerangka Manusia di Wonogiri, Polisi Amankan Pengusaha
Dari tiga calon, kita tahu program pemerintahan Pak Jokowi sangat bagus terutama terkait ekonomi dan pesantren. Prabowo-Gibran sangat komit meneruskan dan akan ditambahi agar pesantren lebih mandiri menjalankan penddiikan di dalam," ungkapnya.
Fajar juga menyebut bahwa pasangan Prabowo-Gibran memiliki kekuatan tersendiri. Hal itu menurut dia, terlihat dari keinginan maju kembali meski sudahbkalah berkali-kali dan tak putus asa.
"Niat hanya memajukan bangsa, tak ada lainnya membuat teman-teman menjatuhkan pilihan. Ini ada 99 kiyai muda dan gus pesantren se-DIY. Ada Kiyai Hasan Abdullah dari Pondok Mlangi, Prof M Maksum dan Prof Susetiawan. Ini sebagai pemanasan, ibaratnya kalau mesin dipanasi dulu. Teman-teman akan bergerak ke bawah, targetnya kita akan perbesar dukungan ke masyarakat. Kita tak menjelekkan pasangan lain, tapi ini lebih baik menurut kami," ungkapnya lagi.
Sementara, Prof Susetiawan, yang hadir dalam acara mengingatkan bahwa persoalan pilihan itu menjadi hak masing-masing individu.
Ia mengharapkan seluruh warga NU untuk tetap bersatu meski memiliki pandangan dan pilihan berbeda satu sama lain.
"Jangan sampai kita di NU berselisih karena berbeda pandangan dan pilihan. Pasti akan terjadi dalam politik yang merupakan ruang berebut kekuasaan, ini harus disadari betul. Pilihan boleh berbeda tapi kebersamaan harus tetap dijaga.
Tak perlu saling mengusik, tapi tegakkan demokrasi yang basisnya hak individu yang harus dijaga. Demokrasi adalah kebudayaan besar yang intinya menghargai setiap orang sesuai haknya masing-masing," terangnya.
Prof Susetiawan mengatakan bahwa di pemilu 2024 ini, warga NU ada di tiga pasangan calon. Ia pun berharap bahwa NU harus tetap menjaga kebersamaan meski berbeda pilihan.
"Semua mendekati NU dalam pemilihan kali ini. Jadi kemungkinan warga NU menyebar di semua paslon sangat besar," pungkasnya. (Fxh)