Krjogja.com - SLEMAN - Kiper PSS asal Filipina, Anthony Pinthus ternyata punya cerita perjalanan hidup yang menarik. Pinthus ternyata pernah menjadi petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) saat berada di Swiss sebelum dipanggil timnas Filipina.
Perjalanan hidup itu membuat pemain keturunan Filipina-Swiss benar-benar mensyukuri berkat yang ia dapatkan saat ini. Hal itu pula menjadi pengingat untuk terus berusaha ketika hidup terasa berat kini.
Pada tahun 2019, Pinthus yang bermain di FC Kosova mengalami masa yang cukup sulit dalam kariernya. Ia baru saja selesai dipinjamkan dari GC Zurich U-21 oleh FC Wohlen yang menjadi klub utamanya.
Pada pagi hari, ia harus bekerja paruh waktu untuk mendapatkan penghasilan dan sore harinya menjalani latihan sepakbola. Hal itu harus dilakukannya karena ia tak bermain untuk tim profesional di kasta tertinggi Swiss.
“Saat itu saya bermain untuk FC Kosova yang membuat saya tidak bisa lagi bermain di level Divisi 1 Swiss. Pada pagi hari, saya bekerja paruh waktu dengan menjadi penjaga di sebuah SPBU bensin lalu pada sore harinya berlatih sepak bola,” ungkapnya, Kamis (25/1/2024).
Pinthus tak patah semangat untuk terus berlatih meski kondisinya cukup membuatnya harus bersabar. Rejeki di sepakbola barulah muncul saat telpon dari nomor asing yang kemudian diketahui adalah Scott Cooper pelatih timnas Filipina.
“Ada nomor asing yang panjang masuk ke telepon genggam saya. Kemudian, saya membaca dan mengetahui pemilik nomor tersebut adalah Scott Cooper, pelatih kepala Tim Filipina saat itu. Ia meminta saya bergabung pada pemusatan latihan selama satu minggu di kota Manila untuk ajang Sea Games cabor sepak bola U 22 Timnas Filipina,” kenangnya.
Tanpa berpikir panjang, Pinthus mengambil kesempatan itu dan terbang ke Filipina. Dari situlah ia membulatkan tekad untuk bermain sepakbola secara profesional.
“Ini kesempatan sekali seumur hidup yang harus saya ambil karena karir di sepakbola tidaklah panjang. Saya pun membulatkan tekad untuk bermain sepak bola profesional di Filipina dan selanjutnya adalah bagian dari sejarah,” tutupnya.
Pinthus juga bergabung ke ADT di Filipina, lalu United City dan akhirnya merapat ke PSS setelah setahun sempat tanpa klub. Saat ini Pinthus menjadi kiper andalan PSS meski tampil belum cukup maksimal dengan jumlah kebobolan salah satu terbanyak di Liga 1.
PSS membutuhkan kecemerlangan Pinthus di sisa musim. Laskar Sembada tengah berjuang bertahan dari zona merah agar tetap bertahan di Liga 1 musim depan. (Fxh)