Krjogja.com - Sleman - DPD Insan Pariwisata Indonesia (IPI) DIY ingin mengawal desa wisata menjadi salah satu titik nadi perekonomian. Kali ini, IPI DIY menggandeng para stakeholder untuk terlibat dalam diskusi pada Jumat, 8 Maret 2024 di Sleman City Hall.
Mengangkat tajuk 'Sustainability Empowering Village Tourism', IPI berkolaborasi dengan beberapa narasumber yaitu Kustini Purnomo( Bupati Sleman), Bobby Ardianto (Ketua GIPI), Anita Verawati (Plh. Kepala Dinas Pariwisata DIY), Arif Effendi (Wakil KADIN DIY Pariwisata), Ida Bagus Nama Rupa (Ka. BPPD Badung, Bali), dan diikuti oleh puluhan pelajar kepariwisataan di Yogya hingga masyarakat umum.
Baca Juga: Setelah Pailit, Mall Moro Purwokerto Ditawarkan Rp 279,5 Miliar
Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto menuturkan desa wisata kadang tidak dibekali enterpreneurship. Padahal desa wisata merupakan bagian dari dunia pariwisata yang merupakan lokomotif ekonomi di Yogya.
"Label mandiri dari desa wisata seharusnya bisa meghidupi diri sendiri. Oleh karena itu knowledge enterpreneurship haris diselipkan dalam pendampingan desa wisata. Mari kita bangun sebuah ekosistem karena bangian dari penyangga destinasi. Mindset bisnis harus dipelihara. Kita tidak bisa mendidik sebuah desa secara otomatis. Keberadaan desa wisata diharapkan lebih konsisten dipromosikan agar lebih dikenal hingga luar negeri,"ucap Bobby.
H. Achmad Rifai yang dilantik sebagai Ketua DPD IPI DIY mengatakan talkshow kali ini berfokus pada desa wisata karena Desa wisata itu alami dari bawah. Sebagaimana Yogya juga bagian dari event internasional Asian Forum sehingga kesempatan ini tidak ingin dilewatkan.
" Kita ikut andil di situ, mengupayakan keberlangsungan ekosistem desa. Kita selaku organisasi pariwisata tentunya sangat mengapresiasi dengan membantu mengemas ekonomi kreatifnya di desa wisata. Selanjutnya meningkatkan dan desa wisata akan kita kembangkan dengan memproduksi produk-produk yang lebih berkualitas sehingga siap ekspor publik dan go digital,"tutur Rifay.
Dalam regulasi ekosistem desa wisata, melibatkan anak muda generasi gen Z pun cukup menjadi perhatian. Karena kecanggihan teknologi lebih mudah diserap oleh kaum Gen Z.
"Dalam membangun ekosistem,kita yang tua jangan merasa paling pinter. Kita harus melibatkan semua umur. Generasi tua bisa mewarisi keilmuannya kepada generasi muda agar tersampaikan lebih cepat ke masyarakat dengan teknologi,"ucap Ida Bagus Nama Rupa. (*3)