Sultan Ground dan Lahan Warga di Gunungkidul Ditanami Pohon Pengganti Batu Bara, Bibitnya Dihargai Seribu Rupiah

Photo Author
- Kamis, 21 Maret 2024 | 20:20 WIB
Sultan bersama pimpinan PLN saat FGD (foto: Harminanto)
Sultan bersama pimpinan PLN saat FGD (foto: Harminanto)



Krjogja.com - SLEMAN - Sekitar 60 hektar lahan yang terdiri dari Sultan Ground, Tanah Kas Desa dan tanah pribadi masyarakat di Kabupaten Gunungkidul ditanami pohon kleresede yang perlahan menjadi pengganti bahan bakar batu bara. Kleresede bisa dimanfaatkan sebagai bio massa dari olahan batang-batang kayunya.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X, mengatakan pohon kleresede tersebut multiguna untuk masyarakat karena daunnya bisa digunakan untuk pakan ternak sementara batang pohonnya sebagai bahan bakar. Ketika masyarakat menanam, tentu akan membawa hasil yang bernilai ekonomi ke depan.

"Di Gunungkidul satu kelurahan atas inisiatif Pak Lurah melakukan pembibitan pohon itu. Saat ini ada 50 ribu bibit, yang harganya seribu. Kalau dikalikan 50 ribu ya ada Rp 50 juta. Ini kan banyak kalau untuk desa, pasti warung juga laris karena ekonomi bergerak. Kalau lahannya bertambah tentu kebutuhan bibit naik, ini tentu hal baik juga bagi warga,” ungkap Sultan dalam acara FGD Pengembangan Sirkular Ekonomi melalui Lahan Kritis di Eastparc, Kamis (21/3/2024).

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadhan, Jumat, 22 Maret 2024 di Wilayah Yogyakarta

Hal ini menurut Sultan sesuai dengan konsep Konsep Hamemayu Hayuning Bawana, yang juga diakui Unesco sebagai pembangunan berkelanjutan. “Kami berharap, masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari apa yang dilakukan bersama ini,” tandas Sultan.

Sementara itu, Direktur PT PLN Energi Primer Indonesia, Iwan Agung Firstantara menambahkan saat ini ada 2 kali 30 hektare lahan yang digunakan untuk menanam tanaman tersebut. Luasannya terdiri dari Sultan Ground, Tanah Kas Desa dan lahan milik warga.

"Ada sekitar 50 hektare untuk Sultan Ground tapi di masyarakat juga pembibitan dan penanaman mandiri. Jadi ada tanah masyarakat, tanah kas desa dan Sultan Ground. Kami kembangkan di lahan kritis juga tapi masyarakat bisa menanam, memanfaatkan daunnya dan batangnya untuk pengganti batu bara," mengungkapkannya.

Baca Juga: Grebek Kampung Dompet Dhuafa, Santuni Anak Yatim hingga Bagi Menu Buka Puasa

Selain di Gunungkidul, konsep serupa juga diterapkan di banyak wilayah seperti Banten, Cilacap, Tasikmalaya, Kupang hingga Kalimantan Barat. Pada tahun 2024 ini ditargetkan ada 100 hingga 300 hektar lahan yang ditanami pohon multiguna tersebut.

"Sudah ada kebijakan baru dari Mentri ESDM, bagaimana bio massa untuk campuran bahan bakar batu bara. Ada juga skala besar seperti subsidi karena harga saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Harapannya pemasok bisa lebih banyak. Ini menjadi dorongan untuk bio massa agar bisa berkembang ," pungkas dia. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X