Krjogja.com - SLEMAN - Fotografer Regina Safri berhasil menerbitkan buku ketujuhnya berjudul HOPE dengan tema konservasi. Karya fotonya ditampilkan dalam sebuah pameran dengan mengambil judul yang sama.
Sebelumnya, Regina telah menerbitkan buku bertema konservasi seperti Orangutan Rhyme and Blues (2012) dan Before it's too Late (2019). Pameran HARAPAN terwujud berkat kolaborasi dengan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jogja bertempat di Dhongso Mie Ayam Bakso di Kapanewon Ngaglik Sleman 25 Juni hingga 5 Juli 2024.
"Buku Hope ini saya roadshow-kan di 16 kota. Jogja adalah kota ke-9. Untuk kampanye, buku foto yang saya bawa ini adalah konservasi tentang kondisi hutan kita. Terutama hutan di Sumatera dan isinya," ungkapnya, Rabu (26/6) /2024).
Melalui road show dan pameran foto, alumni S2 Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia berharap bisa menyebarkan virus kepedulian terhadap alam. “Berusaha menularkan virus-virus peduli terhadap alam kita,” jelasnya.
Selain Yogyakarta, road show juga digelar di Aceh, Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Jakarta, Kuningan, Lampung, Malang, Medan, Purwokerto, Solo hingga Surabaya.
Sementara itu, Ketua PFI Jogja, Andreas Fitri Atmoko mengatakan pameran foto seperti ini sebagai upaya menjaga konsistensi dan mengapresiasi kerja-kerja jurnalistik para jurnalis foto. Di sisi lain pesan yang disampaikan pada khalayak sangat jelas yakni menebar virus kepedulian terhadap alam.
“PFI Yogyakarta selalu penuh mendukung para jurnalis memberi suara kepada yang tak bersuara dengan kacamata foto jurnalistik. Melalui cerita-cerita yang menginspirasi, Harapan menggambarkan betapa pentingnya peran kita dalam menjaga kelestarian alam dan menciptakan hubungan simbiosis yang seimbang di antara semua makhluk hidup,” tandasnya.
Andre mengatakan tak banyak foto jurnalis yang mengabadikan kehidupan jurnalistiknya dengan pendekatan lingkungan sesungguhnya. Regina Safri menjadi salah satu yang konsisten berkarya di kelestarian alam.
“Rere mewakafkan potensi dirinya dalam menyuarakan fauna dan flora Indonesia, yang sejatinya adalah juga penderitaan kita. Buku HOPE bisa menjadi bahan pembelajaran bagi para jurnalis dan masyarakat untuk merespon peristiwa lingkungan hidup,” tutupnya. (Fxh)