Cerita Warung Sate Langganan Sultan di Kaliurang yang Terancam Lenyap karena Digusur

Photo Author
- Sabtu, 6 Juli 2024 | 08:15 WIB
Lokasi Sate Pak Parto yang legendaris di Kaliurang (Harminanto)
Lokasi Sate Pak Parto yang legendaris di Kaliurang (Harminanto)


KRjogja.com - SLEMAN - Kawasan wisata Kaliurang ternyata tak hanya menyimpan keseruan eksplore alam dan jeep adventure saja. Namun, di lokasi ini ada pula wisata kuliner legendaris sate kambing yang telah ada sejak 1958 silam.

Adalah warung sate Pak Parto yang memiliki spesialisasi olahan kambing. Warung ini tepat berada di sebelah barat Taman Rekreasi Kaliurang yang juga lokasi ikonik di kawasan lereng selatan Merapi ini.

Warung Sate Pak Parto memang legendaris, selain sudah ada sejak 1958, warung ini juga menjadi langganan Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan HB IX dan Sri Sultan HB X. Tri Suratin, putri dari Pak Parto yang mengelola sejak 1996 mengungkap, sampai saat ini semua menu yang dibuat almarhum bapaknya tetap dijaga dan diteruskan keasliannya. Sejak awal menurut dia, warung Pak Parto memang memiliki spesialisasi sate kambing, gule, tongseng juga sate goreng

"Dari dulu memang bapak saya suka masak, yang buat bumbu ibu saya. Jadilah jualan di sini sejak 1958, tidak berubah tempat sampai sekarang. Setelah bapak tidak ada, baru saya teruskan," ungkapnya ketika berbincang, Jumat (5/7/2024).

Tri Suratin ingat betul, dahulu saat masih muda, ia sering kali diminta sang ayah ikut melayani pembeli, salah satunya Sri Sultan HB IX. Menurut dia, Sultan HB IX memiliki tempat untuk menepi di Kaliurang dan sering kali dikunjungi.

"HB IX sering juga makan di sini karena beliau punya pesanggrahan di Kaliurang, itu sekitar tahun 70-an. Nah kalau Ngarsa Dalem (Sri Sultan HB X), sampai kemarin tahun 2018 bulan September sebelum Covid masih makan di sini. Saya nyuwun foto, cucu saya foto dengan beliau. Biasanya setelah golf begitu di Merapi Golf, mampir ke sini. Kalau tidak menyuruh orang untuk pesan ke sini, ketika main golf," lanjutnya.

Sate kambing di Warung Pak Parto memang terkesan memiliki rasa otentik yang jadul. Tak heran pula pelanggan yang datang juga kini sudah sampai generasi ketiga.

"Banyak yang datang sudah bawa cucu, nanti terus anak cucunya datang ke sini sendiri. Sudah tiga generasi juga pelanggan yang datang. Mungkin karena konsisten buka terus dari 1958. Satu-satunya juga yang bertahan sampai sekarang di Kaliurang," lanjutnya.

Sate Pak Parto sempat dua kali tutup cukup lama yakni karena erupsi besar Merapi 2010 dan Covid pada 2020 silam. Namun Tri dan keluarga terus bangkit meneruskan warisan orangtuanya itu.

"Ini sudah jadi ikonik kuliner di Kaliurang, kalau kami tidak buka lagi nanti bagaimana. Harapannya kami tetap bisa di sini, meramaikan Kaliurang dari kulinernya," lanjut perempuan 69 tahun ini.

Mimin Dwi Hartono, putra Tri Suratin menambahkan bahwa saat ini tempat keluarganya berjualan terancam digusur oleh salah satu BUMD DIY. Penyebabnya, lokasi itu akan dijadikan perluasan lahan parkir karena perusahaan tersebut memegang Hak Guna Bangunan (HGB).

Padahal menurut Mimin, kakek neneknya terlebih dahulu menempati lokasi itu sebelum ada HGB yang baru muncul pada 1990 lalu. Persoalan tersebut sudah dibawa sampai kasasi Mahkamah Agung namun permohonannya ditolak hingga keberadaan Sate Pak Parto kini terancam.

"Kami berharap bisa tetap berjualan di sini, karena sudah jadi ikon kuliner Kaliurang. Semoga PT AMI sebagai representasi Pemda DIY membuka dialog untuk menemukan titik tengah terbaik," pungkas dia. (Fxh)



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X