KRJogja.com - SLEMAN - Sepuluh angkatan Alumni SMPN 2 IKIP Yogyakarta mampu menggelar reuni akbar perdana setelah 50 tahun berpisah. Keberhasilan mengumpulan balung pisah tersebut sebagai pembuktian kuatnya rasa persaudaraan meski baik fisik sekolah maupun nama sekolah SMPN 2 IKIP Yogya saat ini telah tiada.
Dalam reuni akbar yang melibatkan alumni satu dekade tersebut dihadiri hampir 300 alumni dan 12 guru yang pernah mengampu.
Ketua panitia reuni, Zulfikar Arma (alumni 77) menuturkan bahwa kegiatan reuni tersebut melibatkan angkatan satu dekade. Membawa pesan Sekali Reuni Selamanya Bersaudara, pihaknya ingin mempererat silaturahmi para alumni.
"Berawal dari Dwi Toto Habsoro (alumni 80) yang menginisiasi awal mula rapat pertama reuni angkatan 1976-1986 di bulan Juni 2024. Para alumni sangat antusias dalam terselenggaranya kegiatan langka ini. Kami ingin meski bangunan SMPN 2 IKIP Yogya telah tiada, rasa memiliki satu sama lain tetap selamanya,"ujar Zulfikar saat acara reuni di Kopi Legi (27/7/24).
Ia menuturkan kisah panjang tentang bangunan SMPN 2 IKIP Yogya yang telah hilang.
"Awalnya SMPN 2 IKIP Yogya berada di Jalan Kaliurang, di area UGM. Kemudian gedung sekolah kami berubah menjadi gedung BNI Cabang UGM di Jalan Persatuan Bulaksumur, dan saat ini sudah berubah lagi menjadi gedung Gelanggang dan Inovasi Mahasiwa kampus UGM. SMPN 2 IKIP Yogya saat ini berpindah tempat. Yang awal mulanya bernama SMPN 2 IKIP Yogya berubah menjadi SMPN 5 Depok Sleman di Jl. Weling Karanggayam Caturtunggal," paparnya.
Kegiatan kumpul alumni ini tidak mudah dalam prosesnya. Zulfikar menuturkan ada banyak tantangan seperti kekawatiran rendahnya animo peserta karena singkatnya waktu persiapan dan keterbatasan dana.
"Karena sudah berpencar, kami mencoba menghubungi setiap koordinator angkatan agar menyebarluaskan informasi reuni Akbar. Disusuli info berupa video singkat berisi wejangan dari masing guru yang diundang dan ditayangankan secara bergantian rutin 10 hari menjelang acara sebagai upaya panitia meningkatkan atusias alumni untuk ikut reuni. Banyak donatur dan sponsor dari para alumni sebagai upaya menekan serendah mungkin iuran kontribusi kehadiran peserta. Dana yang terkumpul dalam 3 pekan penggalangan mencapai 50 juta,"ujarnya.
Hal menarik lainnya ialah ada satu guru berusia 92 tahun turut hadir yaitu Purnamastuti Setiyono, yang akrab disapa Bu Tuti dan antusias hadir meski harus banyak duduk di kursi roda.
"Saya sangat senang bisa mengikuti acara ini. Bertemu dengan murid-murid saya dulu. Saya juga terharu mereka masih mengingat saya. Saya selalu mendoakan, semoga mereka sukses selalu,"ujar Tuti yang telah mengampu di SMPN 2 IKIP Yogya sejak tahun 1970. (*3)