Inner Beauty Tak Boleh Terlupa, Anak Muda Jangan Terjebak Arus Standarisasi Kecantikan 'Sosial Media'

Photo Author
- Kamis, 15 Agustus 2024 | 19:10 WIB
  Suasana ngopi dan ngobrol Jalan Menuju JFW 2024 (Harminanto)
Suasana ngopi dan ngobrol Jalan Menuju JFW 2024 (Harminanto)


Krjogja.com - SLEMAN - Suasana Jogja Fashion Week 2024 semakin terasa di acara Coffee and Talk Fashion and Beauty bertajuk Tampil Menawan Setiap Hari di DH Kitchen & Coffee, Kamis (15/8/2024) petang. Tiga narasumber dari fashion designer, make up dan Maura Izzati, Diajeng Yogyakarta hadir di antara puluhan pegiat serta penikmat fashion di Jogja.

Lila Imelda Sari, Fashion Desainer founder Lemari Lila, mengatakan tren fashion selalu berubah dan diprediksi ke depan orang akan suka dengan beberapa tren seperti genderless juga longgar agar tidak panas.

"Banyak gen z yang sudah bergaya K-Pop, goth rock dan banyak lainnya juga. Nah di sini gaya atau gaya berbicara, di mana ini ditentukan oleh kepribadian seseorang. Biasanya kita yang menentukan. Gaya itu akan ikut dengan kita, namun tetap disesuaikan dengan kondisi kita,” ungkapnya.

Tahun 2024 menuju 2025 ini, Lila mengungkap bahwa tren fashion akan mengarah pada banyak bentuk. Apalagi kini begitu banyak tren yang semuanya memiliki segmentasi penggemar sendiri.

"Tren 2024 itu menjadi diri sendiri, karena tidak ada yang salah saat ini di fashion. Ini juga masih akan muncul sampai tahun depan," lanjutnya.

Renny Arfia, Make Over Representative menambahkan, terkait tren make up, ia mengingatkan tidak semua yang viral cocok untuk wajah kita. Ia meminta setiap perempuan harus mengenal karakter wajah masing-masing.

"Paling penting kenali karakter wajah kita. Kita harus mengenali dan mencintai. Jangan sampai dipaksakan karena cantik itu tetap menurut diri sendiri lho," tambahnya.

Sementara itu, Maura Izzati, Diajeng Yogyakarta, menyebut banyak perempuan seusianya yang terjebak dalam arus standarisasi kecantikan media sosial. Alhasil banyak yang berlomba cantik seperti apa yang dilihat di dunia digital, namun melupakan karakter diri masing-masing.
Teman-teman saya, sering terbawa arus standar kecantikan yang dibuat media sosial. Banyak yang berlomba masuk ke dalam stigma itu. Memutihkan kulit, menyebarkan rambut pokoknya di masyarakat. Padahal semua itu cantik, ingat juga bahwa cantiknya kita ditentukan perilaku dan cara berpakaian juga . Yang paling penting, cantik bukan hanya dari luar tapi dari dalam,” tutupnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X