Krjogja.com Sleman Dikenal sebagai aktor dan produser kenamaan, Nicholas Saputra tak pernah mempelajari seni peran secara formal. Jurusan yang diambilnya saat kuliah yakni arsitektur bahkan terbilang cukup jauh dari profesinya saat ini.
Ketika ditanya apakah dirinya merasa gagal lantaran tak lanjut jadi arsitek kendati telah mempelajari ilmunya, Nico dengan tegas menjawab tidak. Bagi Nico, ilmu yang didapatkannya dari bangku perkuliahan justru berguna untuk profesinya sekarang.
“Justru, saya berhasil menemukan ilmu yang bisa bermanfaat untuk saya bekerja sebagai pemain film, sebagai produser dan pencipta,” kata Nico saat menjadi pembicara di #GenerasiCampus Roadshow yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (10/9/2024).
Baca Juga: Perkuat Ekonomi Keluarga, Bank BPD DIY Bersama TP PKK adakan Pelatihan Kewirausahaan
Nico menjumpai kemiripan antara arsitektur dengan seni peran dari segi keilmuan. Kendati awalnya tak punya bayangan tentang dunia arsitek, dia merasa bidang itu familiar dengan dunia akting yang telah terlebih dahulu digelutinya.
“Arsitektur yang menggabungkan hal berbau teknis dan seni adalah sesuatu yang familiar bagi saya ketika saya bermain film, dan itulah yang terjadi. Ketika saya belajar arsitektur, saya lebih mudah memahami karena saya pernah main film. Begitu pula sebaliknya,” tutur Nico.
“Belakangan saya baru temui, ternyata ini [arsitektur dan film] adalah dua hal yang paling mirip keilmuannya. Proses mencipta dari tidak ada menjadi ada, dengan kompleksitas yang begitu banyak, dari segala macam unsur seni dan teknis yang digabungkan menjadi satu, makin ke sini makin mirip,” lanjutnya.
Baca Juga: Bawaslu Kabupaten Magelang Temukan 1.262 Pemilih Berusia 16 tahun masuk dalam DPS
Bedanya, ujar Nico, jika arsitektur menciptakan ruang, film menciptakan gambar dan suara. Namun, dengan keluaran yang berbeda, keduanya memiliki kesamaan dari proses berpikir, metodologi pemikiran, dan tanggung jawab publik yang besar.
“Saya merasa beruntung menemukan kemiripan itu. Jadi, keduanya bisa saling membantu saya dalam berproses, dalam kuliah maupun dalam pekerjaan. Makanya ketika dibilang salah jurusan, sebenarnya saya yakin kita enggak akan pernah salah jurusan,” tegas Nico.
“Kecuali masuk angkot yang salah kali, ya?” celetuk moderator, yang ditanggapi Nico dengan cergas dan jenaka.
“Masuk angkot yang salah pun kadang-kadang menyenangkan kalau kita akan nyasar-nyasar sedikit ke Kaliurang,” guyon Nicol yang disambut gelak tawa penonton.
#GenerasiCampus Roadshow adalah acara kolaborasi Narasi dan Grab. Mengusung judul POV/XYZ: Generasi Bicara Generasi, acara ini bertujuan untuk mengajak generasi muda dan generasi sebelumnya bertukar insight dan saling menggali potensi diri, serta saling memahami dan mendukung. Selain digelar untuk mahasiswa Jogja, acara ini akan segera digelar di Malang, Bandung dan Jakarta, hingga Oktober mendatang. (*)