Krjogja.com - SLEMAN - Jumlah wisatawan perempuan yang berwisata secara berkelompok maupun solo traveling semakin meningkat seiring tren dewasa ini. Potensi ini diharapkan ditangkap oleh insan pariwisata tanah air, termasuk desa wisata yang menjadi sektor unggulan.
Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) menggelar FGD Peningkatan Kapasitas Perempuan di Desa Wisata bertempat di Desa Wisata Pentingsari Sleman, Rabu (13/11/2024). Mereka mengajak 21 perwakilan pengelola desa wisata yang ada di Kulon Progo, Kota Yogyakarta, Purworejo dan Magelang serta Sleman sebagai tuan rumah juga ilmuwan dan instansi daerah terkait.
Dr Ni Wayan Giri Adnyani, Sekretaris Utama Baparekraf, mengatakan tren dunia wisata perempuan mengalami peningkatan terutama setelah pandemi Covid. Hal tersebut ditandai dengan tumbuh berkembangnya komunitas berwisaya perempuan yang jumlah anggotanya bahkan mencapai ratusan ribu orang.
"Penting juga menggaungkan, bagaimana tren wanita solo traveler juga meningkat di dunia, belum dari Indonesia sendiri. Riset di Amerika, lebih dari 60 persen perempuan melakukan perjalanan minimal sekali dalam setahun tanpa pasangan. Tren ini harus kita respon dan desa wisata harus bisa menangkap serta berpartisipasi pada hal ini. Bagaimana desa siap menerima wisatawan perempuan,” ungkapnya pada wartawan di sela FGD.
Giri menyebut, di platform Jaringan Desa Wisata sudah lebih dari 6 ribu desa wisata terdaftar. Potensi besar yang ada dari desa-desa tersebut, tinggal bagaimana mewujudkan wisata yang ramah perempuan.
Kita punya pedoman desa wisata ramah perempuan yang diluncurkan 30 Agustus 2024 lalu oleh Kemenpar, Kemen PPA dan Kemendes. Pedoman ini sangat penting. Ada 7 aspek seperti struktur kelembagaan perempuan, sarana prasarana, SDM dan yang utama adalah keamanan serta kenyamanan. Bagaimana desa wisata Berkolaborasi demi keamanan, memastikan wisatawan perempuan terjamin saat berada di lokasi itu,” tambah Giri.
Sementara itu, Plh Direktur Utama BOB, Yusuf Hartanto, mengatakan, penting bagi BOB untuk memastikan desa wisata di kawasan otorita Borobudur siap menerima wisatawan perempuan. Kawasan penyangga Borobudur seperti Magelang, Purworejo dan DIY sangat potensial dikunjungi wisatawan perempuan dengan berbagai pesona yang ditawarkan.
“Kami akan fasilitasi desa wisata di kawasan orotita Borobudur yang ingin meningkatkan kapasitas menjadi desa wisata ramah perempuan. Di desa wisata, seperti Pentingsari ini, peran perempuan sangat luar biasa. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bersama mewujudkan desa wisata ramah perempuan,” tutupnya. (Fxh)