Kunjungi Joglo Tani Sleman, Kemensos Targetkan Konsep Sekolah Rakyat Segera Tuntas

Photo Author
- Sabtu, 18 Januari 2025 | 20:10 WIB
  Mensos Saifullah Yusuf (paling kanan) saat mengunjungi Joglo Tani. Foto: Devid Permana
Mensos Saifullah Yusuf (paling kanan) saat mengunjungi Joglo Tani. Foto: Devid Permana


Krjogja.com - SLEMAN - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan konsep sekolah rakyat akan diselesaikan dan dibangun secepatnya.

"Kalau tuntas perencanaannya. Mudah-mudahan ya, kalau nanti mendapatkan restu presiden, tahun depan bisa dimulai," kata Gus Ipul saat mengunjungi Joglo Tani di Margoluwih Seyegan Sleman, Jumat (17/1/2025) malam.

Joglo Tani merupakan tempat bagi siapa pun yang ingin belajar bertani dan beternak sejak 2008. Joglo Tani mengajarkan praktik ketahanan pangan lewat pemberdayaan.

Gus Ipul memastikan akan mengakomodasi pandangan dari para pakar pendidikan soal sekolah rakyat. Lalu, Kemensos akan mematangkan konsep tersebut. "Jadi ini (Joglo Tani), salah satu cara kita belajar mengenai praktik-praktik lapangan," ujarnya.

Ia belum memutuskan soal kemungkinan sekolah rakyat akan mengadopsi kurikulum di Joglo Tani karena masih menerima berbagai masukan. Tapi, ia memastikan Joglo Tani akan menjadi pertimbangan. "Nanti kan juga ada model-model pemberdayaan yang lain. Tapi ketahanan pangan menjadi salah satu fokus kita. Apalagi menciptakan atau melahirkan, menghadirkan petani milenial," tuturnya.

Penggagas dan Pembina Joglo Tani, To Suprapto mengatakan Joglo Tani dimulai pada 2008 dengan tujuan ingin petani sejahtera dan bahagia. Mereka sudah menyekolahkan 1.500 orang untuk menjadi sarjana di bidang pertanian dari Aceh hingga Papua. "Kita cari support dan praktek di lapangan, sehingga jadi anak yang rasional berpikir ilmiah tapi baik di lapangan dan memiliki hasil," katanya.

Ia menuturkan Joglo Tani memiliki pengalaman untuk memberdayakan masyarakat tidak mampu dengan manajemen ekonomi rumah tangga. Indeks penghasilan per orang paling besar sekitar Rp 10 juta. "Apakah bisa menjadi referensi Kemensos, kami siap bantu kurikulum, kami siap kawal program. Kami pelaku praktisi, gelar profesor kami lepas jadi profesi," tandas To. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X