PDS 2025 di GKI Gejayan dengan Kebersamaan, Yogya Barometer Keamanan

Photo Author
- Rabu, 22 Januari 2025 | 16:55 WIB
Kapolda DIY saat memberikan sambutan usai Ibadah (Franz Boedisukarnanto )
Kapolda DIY saat memberikan sambutan usai Ibadah (Franz Boedisukarnanto )

KRJogja.com - SLEMAN - Tahun 2024 menjadi tahun yang berat dalam bidang keamanan. Di tahun 2024 ada 3 agenda besar Pilpres, Pileg dan Pilkada. Yogya menjadi barometer dalam menjaga keamanan dengan kekuatan kerja sama yang damai.

“Keamanan bukan sekedar situasi tetap menjadi investasi utama bagi DIY yang mengandalkan pariwisata dan pendidikan," tutur Kapolda DIY Irjend Pol Suwondo Nainggolan SH SIK dalam sambutan saat Pekan Doa Sedunia (PDS) 2025, Selasa (21/1) malam di GKI Gejayan Sleman.

Baca Juga: Dukung Asta Cita Pemerintah, BRI Dorong Pemerataan Ekonomi dan Sediakan Lapangan Kerja Berkualitas Lewat 1 Juta AgenBRILink

Ditegaskan kerja sama bukan bicara tentang siapa yang hebat tapi bagaimana kita saling mengenal kemampuan masing-masing.

"Terima kasih atas kerja sama masyarakat, seluruh aparat pemerintah dan seluruh komponen yang ada di masyarakat yang benar-benar turut serta secara nyata dan aktif dalam menjaga situasi kamtibmas yang ada di Yogyakarta,” ungkapnya.

Suwondo berharap tahun 2025 akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. "Karenanya setelah Tahun Politik 2024 dengan banyak konflik atau perbedaan, di tahun 2025 ini masyarakat Yogya harus bersatu dalam kebersamaan untuk kemajuan Yogya," tandasnya.

Baca Juga: Personel Polri Harus Bisa Presisi, Prediktif, Responsif dan Transparan Berkeadilan

Dalam acara digelar Badan Kerja Sama Antar Denominasi Kristen (BKSADK) dengan Kevikepan Yogyakarta Timur (Katolik), Suwondo.mengapresiasi gelaran Ibadah Kesatuan Umat Kristiani se-DIY dalan PDS. Menunjukkan semangat kebersamaan untuk menjaga kerukunan dengan kehadiran umat Kristen dan Katolik dari berbagai denominasi/gereja. "Yogya yang aman mengundang wisatawan, bersekolah/kuliah di Yogya," tandasnya.

Sementara Ketua BKSADK Pdt Agus Haryanto MMin yang mengenalkan pendeta-pendeta dari berbagai denominasi menyebutkan PDS memasuki tahun ke-10. "Berbeda denominasi/gereja dalam pengertian sebagai tetangga sebelah harus dihilangkan. berganti kesadaran untuk membangun persaudaraan sejati," ungkapnya.

Demikian pula Vikep Yogyakarta Timur Romo Andrianus Maradiyo Pr yang juga mengenalkan pastur/Romo yang hadir berharap PDS selain Ibadah Bersama juga bisa diisi kegiatan yang mendukung persaudaraan abadi. "Harapannya di DIY bisa terbangun peradaban kasih yang sejahtera bermartabat dan beriman," tegasnya.

Selanjutnya Pdt Paulus Lie selaku tuan rumah (GKI Gejayan) secara simbolis menyerahkan estafet gelaran PDS 2026 dengan Gereja Katolik Kristus Raja Baciro sebagai tuan rumah. Dilanjutkan acara ramah tamah dan penampilan seni, hiburan.

Sebelumnya Ibadah oikumene dipimpin bergantian oleh pendeta dan pastor/romo. Dalam homilinya Rm Martinus Joko Lelono Pr dalam homilinya menegaskan umat Kristiani menyembah Tuhan yang sama meski dengan cara yang berbeda.

"Gerakan oikumene bermakna dari rumah yang satu. Dengan demikian umat Kristiani perlu menyadari bahwa kita berasal dari rumah yang sama, rumah Bapa," tandasnya.

Mengikuti Yesus yang sama, Tuhan yang sama. "Meskipun dalam ibadah dan perjumpaan hidup sehari-hari-karena kita adalah bagian dari sejarah manusia maka mungkin ada perbedaan-tapi harus sadar bahwa yang menyatukan kita adalah satu dan sama yakni Yesus Kristus,” kata Rm Joko Lelono. (Vin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X